8 Cara Melatih Anak Belajar Menulis

Hewata.com. Cara Melatih Anak Belajar Menulis. Menulis menjadi skill berbahasa yang paling rumit. Perlu tahapan dan latihan tersendiri agar kita bisa menguasainya. Bagi anak, kemampuan ini tentu akan semakin penting manakala mereka sudah mulai masuk sekolah.

Cara Melatih Anak Belajar Menulis

Di tingkat dasar, latihan mereka mungkin masih simpel. Misalnya menulis nama sendiri, membedakan huruf kecil dan kapital, menamai gambar-gambar, dsb. lama-lama mereka juga akan belajar menyusun kalimat, atau bahkan menuliskan cerita sederhana. Semakin menyenanginya, mereka akan semakin mudah mempelajarinya.

cara anak belajar menulis, belajar menulis anak-anak, cara anak belajar menulis, anak belajar menulis, anak-anak belajar menulis, anak belajar menulis huruf, cara belajar menulis anak 3 tahun, belajar menulis untuk anak, cara mengajari anak belajar menulis, usia anak belajar menulis, cara mengajari menulis anak tk, melatih anak belajar menulis

Cara melatih anak belajar menulis – via : goldensources.com.my

Namanya juga anak-anak, belajar pun harus didasari oleh kondisi yang menyenangkan. Nah, berikut ini usaha yang bisa ditempuh orang tua atau wali agar anak-anak semakin semangat mengembangkan skill menulisnya. Jom!

1. Menulis Jurnal atau Diary Harian

Yang pertama dalam cara melatih anak belajar menulis, kita sebagai orang tua bisa menyediakan buku diary, yang kemudian menjadi rekaman catatan keseharian anak. Waktu untuk menulisnya sendiri bisa ditentukan. Misalnya sebelum tidur, kita biasakan anak untuk menulis apapun tentang harinya.

Walau cuma satu kalimat yang general seperti, “hari ini lucu sekali”. Atau juga kalimat yang lebih spesifik seperti, “pagi ini temanku pipis di celana”. Semakin tumbuh besar, ada kemungkinan besar kalau anak-anak akan semakin mengelaborasi perasaannya. Teknik ini secara tidak langsung akan membuat mereka terbuka, merasa lega, mengurangi beban atau kecemasan, dsb.

2. Menulis Kartu

Kartu-kartu bisa kita beli atau bikin sendiri. Baik itu kartu undangan, ulang tahun, hari raya, hari ibu, dsb. Semakin unik, tentu akan semakin menarik. Selanjutnya kita bisa meminta mereka untuk menuliskan pesan singkat sesuai dengan tema kartu.

See also  Pengidap Penyakit yang Tidak Boleh Makan Pepaya

Hikmah lain bisa kita dapatkan apabila isi tulisan memberi nilai tersendiri. Misalnya pada kartu hari ibu, anak akan secara tidak langsung belajar bagaimana mengungkapkan cinta dan terima kasih pada orang tuanya. Demikian juga pada kartu hari raya, di mana mereka belajar untuk saling memaafkan dan mengasihi sesama.

3. Mengkombinasikan Kalimat

Selanjutnya kita bisa menerapkan permainan dengan cara menyiapkan kartu atau kertas warna-warni yang sudah dipotong. Tuliskan satu kata pada satu kartu. Kita bisa pertimbangkan usia dan ketertarikannya. Mungkin ada yang lebih senang dengan kata-kata seperti “motor”, “mobil”, “kereta api”, dsb.

Ada juga yang lebih berbinar ketika membaca “boneka”, “rumah-rumahan”, “princess”, dsb. Kocok kartu tersebut, lalu biarkan mereka memilih 7 kartu secara acak. Kemudian kita bisa memancing mereka untuk menuliskan atau menceritakan sesuatu berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam kartu pilihannya.

4. Tebak Gambar

Game edukatif selanjutnya berkaitan dengan gambar-gambar yang ada di sekitar. Entah itu secara tak sengaja menunjuk gambar sembarang, atau mempersiapkan gambar dari majalah dan buku. Lagi-lagi, kita bisa menyesuaikan gambar dengan minat anak.

Bagi penyuka tayangan kartun, kita bisa memilih potongan gambar karakternya yang sedang belajar atau bermain. Demikian halnya jika anak menyukai binatang. Kita bisa pilih gambar-gambar yang menarik seperti kelinci yang sedang meloncat atau gajah yang sedang makan. Lalu kita berikan kesempatan pada mereka untuk menceritakan gambar tersebut.

5. Cerita Berantai

Permainan ini memerlukan 3 pemain atau lebih. Tetapi baiknya para pemain merupakan kelas 2 ke atas. Kita tinggal mempersiapkan kertas dan pensil atau pulpen. Pemain pertama menjadi penulis cerita perdana yang terdiri dari 2-3 kalimat.

Selanjutnya  kertas tersebut diedarkan ke pemain kedua, ketiga, keempat, dst. Para pemain bisa melipat kertasnya sebelum diberikan pada yang lain agar susunannya tidak bocor. Kalau perlu kita bisa terapkan pengaturan waktu. Setelah selesai, kita bisa bacakan hasilnya, yang pasti sangat lucu dan seru.

See also  10 Wisata Balon Udara Paling Keren

6. Dari Mainan atau Benda Kesukaan

Film “Toy Story” bisa menjadi inspirasi anak untuk menciptakan cerita tersendiri bagi mainannya. Kita bisa pancing anak untuk berpendapat atau berimajinasi, bagaimana seandainya mainan itu bisa bicara atau merasa.

Kemudian pinta mereka untuk menuliskan hasilnya. Metode ini tak hanya melancarkan aktivitas menulis, melainkan juga mengetahui bagaimana kemampuan imajinasi serta perlakukan mereka terhadap mainannya.

7. Jika Binatang Bisa Bercerita

Yang satu ini mirip dengan poin nomor 6. Hanya saja yang sekarang ini sudut pandangnya bukan mainan, melainkan para hewan. Kita memilih binatang yang bisa dilihatnya. Entah itu burung, ayam, cicak, dsb.

Pinta mereka untuk menceritakan hewan tersebut. Kalau perlu, bantu mereka untuk melakukan mini research. Misalnya dengan menggali informasi tentang makanan hewan itu, kebiasaannya, sesuatu yang ditakutinya, dsb.

8. Menulis Berdasarkan Petunjuk atau Arahan

Tak hanya anak, kadang kita pun perlu brainstorming atau semacam arahan untuk menulis sesuatu. Kita bisa buatkan perumpamaan, bayangan, atau sekadar pertanyaan.

Misalnya, “kira-kira waktu libur itu enaknya diisi dengan apa, ya”, “hal konyol apa yang terjadi di sekolah?”, “siapa idola kamu? Apa yang akan dilakukan jika kalian bertemu?”, dsb.

Sebenarnya masih banyak lagi teknik lain yang bisa mendorong dan mengembangkan kemampuan menulis anak. Tak lupa, kita juga harus menerapkan budaya membaca dan menumbuhkan kecintaan akan buku atau dunia literasi.

Demikianlah, Cara Melatih Anak Belajar Menulis, sekaligus 8 Aktivitas Menulis yang Menyenangkan dan Bermanfaat Bagi Anak-anak.