Krangean dan Kandungannya Sebagai Penghasil Asiri

hewata.com. Tanaman krangean yang bernama latin atau ilmiah (Litsea cubeba) mempunyai potensi sebagai sumber minyak asiri.

Dua jenis minyak asiri yang dihasilkannya – litsea – cubeba oil dan may – chang oil – cukup laku di pasaran untuk digunakan dalam industri kosmetik dan industri farmasi.

Kandungan utamanya sineol dan sitral.

krangean, kulit krangean, krangean adalah, kayu krangean, tanaman krangean, buah krangean, krangean bumbu, manfaat kayu krangean

Ragam minyak asiri di Indonesia masih terbatas jumlahnya. Padahal masih banyak jenis tanaman penghasil minyak asiri yang tumbuh liar di Indonesia.

Salah satu jenis tanaman yang potensial untuk dikembangkan adalah tanaman krangean (Litsea cubeba).

Dari berbagai penelitian diketahui bahwa baik daun, bunga, buah, maupun kulit batangnya mengandung minyak asiri yang cukup laku di pasaran.

1. Perdu

Tanaman krangean merupakan perdu yang banyak dijumpai di lereng-lereng gunung di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan pada ketinggian 700-2.300 m dpl.

Di beberapa tempat ditemukan dalam jumlah banyak sekali, tumbuh di antara tanaman-tanaman liar lainnya.

Pohon krangean dapat mencapai tinggi 15 meter dengan diameter batang 20 cm.

Pohonnya bermata banyak, bagian luar kulit berwarna kehijaun, serta bagian dalamnya kuning hijau dan licin.

Buah krangean yang berbau harum berbentuk seperti jantung dengan ukuran kecil, tangkai buah besar, sedangkan ujung buahnya melebar seperti mangkuk.

Daun berwarna hijau dengan bentuk agak panjang seperti daun eukaliptus.

2. Potensi

Berbagai penelitian telah dilakukan di Indoensia untuk mendukung pengembangan tanaman ini.

Dari hasil penelitian Pusat Penelitian Tanaman Industri (Puslitbangtri) Bogor diketahui, tanaman yang termasuk famili Lauraceae ini menghasilkan dua jenis minyak asiri.

Penyulingan daun dan kulit krangean menghasilkan rendemen masing-masing 5,6%-7,8% dan 2,77% minyak asiri litsea-cubeba oil dengan kandungan utama minyaknya adalah sineol.

See also  Gandarusa, yang Bermanfaat Sebagai Obat Rematik

Berdasarkan hasil analisis secara kromatografi gas, diketahui minyak asiri ini mengandung unsur sekitar 30% sineol, 0,94% sitronellal, 8,95% linalol, dan 16,02% sitral.

Aroma minyak litsea Indonesia mirip aroma minyak kayu putih.

Penyulingan bunga krangean akan menghasilkan may-chang oil yang berbau harum mawar. Minyak asiri ini mengandung unsur sitral, lamda linalol, terpineol, geraniol, dan limonene.

Sedangkan dalam buku Tanaman Berbunga Indonesia tercatat, penyulingan buah krangean menghasilkan minyak asiri yang mengan­dung sekitar 85% aldehida, di antaranya 64% sitral.

Seperti halnya minyak asin lain pada umumnya, kedua jenis minyak ini juga merupa­kan unsur penunjang industri kosmetika dan farmasi. Litsea-cubeba oil biasa dipakai dalam industri sabun dan farmasi.

Dia biasanya dibeli untuk dipisahkan unsur sitralnya yang merupakan pembuat zat iononebahan baku vitamin A dan pewangi teknis sabun.

Dia juga dapat dipakai untuk menggantikan minyak sereh lemon (Irmongrass oil) karena unsur minyak yang dikandungnya.

Sedangkan minyak may-chang yang berbau harum mawar banyak digunakan dalam industri minyak wangi.

Besarnya manfaat minyak asiri yang dikandung oleh krangean, menjadikan tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan, bahkan sebagai komoditas ekspor.

Kalau China dan Vietnam di tahun 1970-an pernah memproduksi kedua jenis minyak ini dan mengekspornya, mengapa kita tidak melakukannya?

Apalagi menurut Heyne dalam buku Tanaman Berguna Indoensia, di Jawa pernah dilakukan percobaan penanaman dan penyulingan oleh pabrik minyak asiri Odorata.