Manfaat Tanaman Pachira dari Pangan Jadi Tanaman Hias
hewata.com. Manfaat Tanaman Pachira. Pachira yang di Indonesia terkenal sebagai tanaman hias indoor. Ternyata di Taiwan tadinya hanyalah tanaman pangan. Biji buahnya diambil, digoreng, dan dimakan. Berkat orang Jepang, tanaman yang tadinya menghuni tepi-tepi sungai di Taiwan itu kini masuk ke ruangan ber-AC.
Tanaman Pachira Money Tree
1. Sejarah Tanaman Pachira
Pachira (Pachira Aquatica) bukanlah tanaman asli Taiwan. Ia berasal dari hutan-hutan tropis di kawasan Amerika Selatan, tepatnya di Guyana. Kemudian ia menyebar ke Meksiko sampai Kosta Rika terus menyebar ke Hawaii. Di negeri asalnya ia dikenal dengan nama Guiana Chestnut atau Oje.
Sedangkan di Hawaii tanaman anggota keluarga Bombacaceae ini dinamai Malabar Chestnut. Baca juga : Jenis Tanaman Pembawa Keberuntungan
2. Bijinya dimakan
Pachira masuk ke Taiwan dari Hawaii pada tahun 1931. Pada masa itu, Taiwan dilanda kekurangan pangan sehingga membutuhkan sumber makanan bergizi. Pilihan Chia Yi Agriculture Research Centre jatuh pada pachira. Tanaman ini memiliki buah berwarna cokelat berukuran sebesar telur ayam dan berbentuk mirip kakao. Setiap buah berisi 8-12 biji. Biji yang digoreng dengan pasir bisa dimakan, mirip kacang Hawaii (pistachio).
Selama 10 tahun buah pachira menjadi sumber makanan bergizi, khususnya protein nabati, bagi masyarakat Taiwan. Bahkan biji-biji pachira pernah diproduksi besar-besaran dan dikalengkan. Setelah produksi tanaman pertanian lain meningkat, biji pachira tersisih. Sebab biji tersebut mengandung tannin dan beraroma liquor (minuman kerasnya orang Perancis), sehingga kalau dimakan terlalu banyak bisa mengakibatkan kepala terasa pusing.
Akibat permintaan turun drastis, perkebunan pachira yang dipusatkan di Chia Yi banyak yang gulung tikar. Tanaman dibabat dan dibuang di pinggir kali. Di antara tanaman-tanaman itu ada yang bertahan hidup dan tumbuh terus di tempat ‘pembuangannya’.
Suatu ketika ada orang Jepang yang sempat melihat pachira di pinggir kali tersebut. Ia tertarik dan meminta agar tanaman itu dikirim ke Jepang. Ternyata di negara matahari terbit itu pachira langsung digemari orang sebagai tanaman hias. Namanya di sana malapari. Setelah tanaman pachira money tree di pinggir kali habis dicabut untuk dikirim ke Jepang barulah dimulai lagi penanaman tanaman itu. Namun, kini kedudukannya sebagai tanaman hias, bukan tanaman pangan.
Sosok pachira yang dijual ke Jepang tidak berbentuk kepang, tapi berupa tanaman berbatang lurus, sesuai permintaan pasar di sana. Bentuk tanaman itu mulai divariasikan sejak 20 tahun lalu, yakni dengan menanam beberapa pachira sekaligus dalam satu pot. Bentuknya masih tetap batang lurus. Sedangkan variasi bentuk kepang dengan ukuran batang seragam baru dimulai 5-6 tahun terakhir, terutama oleh para pemilik nursery di daerah Taichung, sekitar 200 km sebelah selatan Taipei. Bentuk kepang ini sangat populer di kalangan hobiis tanaman hias di Indonesia.
3. Pohon Pachira Di Indonesia
Pachira berskala komersial pertama kali ditanam di Indonesia pada tahun 1991. Seorang pengusaha tanaman hias menyemai 40.000 benih yang diimpor dari Taiwan. Waktu itu benih masih perlu diimpor lantaran hanya bisa diperoleh dari tanaman yang berusia lima tahun ke atas. Hasil penanaman kemudian di ekspor ke Jepang.
4. Kenapa Pachira disebut Money Tree?
Money Tree atau Pohon Uang juga disebut “Pohon Keberuntungan” dan merupakan tanda keberuntungan kuno dan undangan untuk keberuntungan. Ini adalah tanaman paling populer untuk “Feng Shui” karena menghasilkan energi positif (“Chi” atau “Qi”).
Dikabarkan membawa kemakmuran dan kekayaan ke lingkungan Anda dan menghiasi rumah Anda dengan alam dan keberuntungan. Nama “pohon uang” mengacu pada kisah di mana seorang pria miskin berdoa meminta uang, menemukan tanaman yang “aneh” ini, membawanya pulang dan memiliki keberuntungan besar dalam menjual tanaman yang ditanam dari bijinya tersebut.