Sejarah Tanaman Kaktus yang Menggugurkan Daunnya
Hewata.com. Sejarah Tanaman Kaktus. Nama cactus (bentuk jamak dari cacti) berasal dari kata Yunani kaktos, yang berarti tanaman berduri. Oleh ahli klasifikasi botani yang bernama Carl Linnaeus, kata kaktos lalu diberikan kepada familia cactaceae yang tubuhnya penuh dengan duri.
Memang sebagian besar kaktus miliki duri, sementara ada pula yang tidak berduri (polos begitu saja), dan banyak pula yang memiliki rambut lembut. Tanaman ini datang dari benua Amerika, menyebar mulai dari ujung selatan (Argentina) sampai ujung utara (Kanada). Tetapi terbanyak ada di daerah Amerika serikat dan Meksiko.
Lain dengan kaktus, sukulen memiliki wilayah penyebaran yang merata. Dia sebagai tanaman asli di beberapa tempat di bumi ini. Tetapi ada pula kaktus yang ditemukan hidup di Afrika bagian timur dan di pulau Madagaskar. Yaitu kaktus yang tumbuh epifit melekat pada beberapa pohon.
Di tahun 1912, seorang ilmuwan Prancis R. Roland Gosselin memiliki teori baru. Katanya kaktus merupakan keluarga Rhipsalia yang tumbuh di Afrika, zaman dahulu bijinya terbawa terbang oleh burung-burung yang melakukan migrasi melewati lautan Atlantik dan nyasar sampai ke benua hitam Afrika.
Dari Afrika, biji kaktus itu terbawa kembali hingga sampai ke Sri Langka. Benar ada sejenis kaktus (red berry) yang buahnya sangat disukai burung.
40 Juta Tahun Lalu
Berdasarkan teori perkaktusan yang sampai saat ini masih diyakini, konon tanaman kaktus dulunya tumbuh seperti tanaman pada umumnya. Tidak berduri dan berdaun lebat. Ini bisa ditunjukkan dari fosil yang diketemukan pada bagian barat benua Amerika. Baca Juga : Cara Menanam Kaktus
Kurang lebih 100 juta tahun lalu, kaktus tumbuh di daerah berawa-rawa yang subur di daerah yang saat ini jadi pegunungan Rocky Mountain dan Andes. Saat itu kaktus mencapai ukuran raksasa dan mendominasi kawasannya.
Lalu 60 juta tahun lalu, pantai barat benua itu secara perlahan-lahan memunculkan aktivitas gunung berapi yang tidak berhenti-hentinya. Letusan- letusan magma itu melahirkan pegunungan yang tinggi. Karena tingginya pegunungan ini, daerah lereng timur jadi tidak kebagian curahan hujan. Uap air telah jatuh di lereng barat yang bersebelahan dengan lautan Pasifik. Wilayah luas samping timur gunung jadi gersang kekurangan hujan.
Kaktus lalu menyesuaikan diri dengan peralihan cuaca yang kurang menguntungkan tersebut. Mereka mulai mengecilkan diri, daunnya semakin kecil, perakarannya menyempit, dan memulai menyimpan air dalam tangkai. Setiap menerima hujan, yang hanya berbentuk gerimis dalam satu tahun, segera akarnya bekerja keras menyerap karunia alam itu. Air yang sukses disedot langsung diletakkan di gudang yakni di tengah-tengah tangkai.
Adaptasi Kaktus
Sekitaran 40 juta tahun lalu, pegunungan Rocky Mountain dan Andes mulai menghentikan aktivitas vulkanisnya. Perlahan-lahan gunung api padam. Sudah pasti tidak lagi ada lelehan lahar dingin yang menyuburkan tanah. Mengakibatkan wilayah rumah kaktus jadi makin kering. Bahkan juga beberapa menjadi gurun. Misalkan gurun Arizona, Meksiko, dan juta-an km persegi teritori tandus di Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Selatan.
Kaktus tidak ingin menyerah. Sejarah Kaktus, mereka beradaptasi dan benar-benar melepaskan daun-daunnya yang telah kecil itu. Sekarang mereka melengkapi diri dengan menumbuhkan duri atau bulu-bulu di sekujur tubunya. Kulit batangnya berlapis lilin guna menahan evaporasi air. Semenjak itu sampai saat ini, bentuk kaktus sama seperti yang kita saksikan sekarang ini.