3 Bunga Nasional Indonesia Paling Unik
hewata.com. Bunga Nasional Indonesia. Perjalanan menuju penobatan ketiga bunga telah lama dilakukan sekitar tahun 1990-an. Yang pada akhirnya, melalui pertimbangan nilai promosi, ilmiah, tradisi pemakaian, kesepakatan yang diperoleh melalui angket, serta pemantauan umum berhasil meloloskan melati, anggrek bulan, dan si raksasa raflesia arnoldi sebagai bunga nasional.
Bunga Nasional Indonesia
1. Bunga Melati, Bunga Bangsa
Si putih ini tidak diketahui asalnya. Dia terdiri dari 200 spesies, bergenus Jasminum. Bunga ini tersebar di daerah tropis, dan sudah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Misalnya, gambar melati telah dilukis di tahun 1415 oleh Rino dalam buku berjudul ‘Liber de Simplicilius’.
Kemudian W. Watson mencatat bahwa Vasco de Gama di tahun 1518 membawa melati dari India ke Eropa. Lantas di Cina, melati yang dikenal dengan nama Yeh Hsi Ming, telah diimpor sejak abad ke 3.
Menurut catatan, ada beberapa jenis melati yang sudah dibudidayakan. Misalnya J. Sambac varietas Duke of Tuscany, dan Maid of Orleans; J. Multiflorum yang dikenal dengan nama Star Jasmine; J. Mesnyi alias Primrose Jasmine dari Cina; J. Grandiflorum alias melati California dari Spanyol; Melati Raja alias Jasminum Rex dari Thailand. Sedangkan yang asli Indonesia ialah Jasminum Pubescrens Wild alias melati Gambir.
2. Anggrek Bulan, Puspa pesona
Kehadirannya sebagai maskot tidak mengejutkan. Anggrek bulan (Phalaenopsis Amabilis) sudah ditetapkan sebagai bunga nasional. Menurut catatan, di dunia ini ada sekitar 140 jenis Phalaenopsis, dan 60 diantaranya merupakan tanaman asli Indonesia.
Misalnya, anggrek bulan lereng (phalaenopsis cornu-cervi), anggrek bulan raksasa (Phalaenopsis gigantea JJS) yang daunnya tebal dan panjang, anggrek bulan ambon, dan anggrek bulan ekor tikus (Phalaenopsis deneoli). Baca Juga : Cara merawat anggrek bulan.
Tanaman ini sudah terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Sejak abad ke-18, anggrek bulan sering dijadikan motif hulu keris, ukiran di candi, dan batik klasik.
3. Raflesia arnoldi, Puspa Langka
Kehadirannya cukup mengejutkan. Sebab, pada dirinya melekat kesan negatif. Si raksasa yang beratnya bisa mencapai 7 kg dengan garis tengah 1 m, dan mampu menampung 6 liter air ini tergolong kurang disukai karena baunya busuk, dan ia termasuk tanaman parasit, meskipun begitu ia sangat unik. Dia sering disebut sebagai bunga bangkai. Kondisi ini kurang menyenangkan, dibandingkan melati yang harum maupun anggrek bulan nan anggun.
Namun keistimewaannya ini dia adalah bunga langka. Bunga terbesar di dunia ini umumnya tumbuh di Sumatra Berat dan Bengkulu. Menurut catatan yang ada, bunga ini pertama kali ditemukan oleh Thomas S. Raffles dan Dr. Arnold di pedalaman Bengkulu, tepatnya di Pulau Lebar, Kali Manna, di tahun 1818.
Dia tumbuh dengan kelopak bunga 4-5 helai, tanpa daun dan batang. Hidupnya sebagai parasit pada akar tanaman inang, Liana alias Tetrastigma atau pada Cissus Angustifolia. Begitulah kehadiran si harum, si anggun, dan si langka sebagai bunga Nasional Negara Indonesia.