Cara Menanam Anggrek di Dataran Rendah
Hewata.com. Cara Menanam Anggrek. Dahulu menanam anggrek Phalaenopsis di daratan rendah seperti Jakarta hanya merupakan suatu obsesi yang susah diwujudkan.
Persyaratan khusus menanam Anggrek Phalaenopsis di Jakarta ialah pemilihan lokasi yang tepat. Tidak direkomendasikan menanam di wilayah kota, karena suhunya terlampau panas dan kering. Lebih bagus di area pinggiran yang lingkungan sekelilingnya ada banyak tanaman besar dan hijau.
Cara Menanam Anggrek
Faktor lingkungan menjadi sangat penting karena berkaitan dengan kelembapan. Anggrek ini membutuhkan kelembapan yang tinggi, yaitu 80-90% per harinya.
1. Harus Dinaungi
Anggrek Phalaenopsis harus ditanam pada green house, sebab ia tidak tahan karena hujan terus-menerus. Naungan ini bisa terbuat dari atap plastik atau memakai fiber glass. Idealnya tinggi atap itu sekitar 4 m.
Kalau di dalam bangunan ada juga tanaman anggrek yang masih kecil atau yang baru dipindahkan, sebaiknya di bawah atap fiber glass itu diberikan naungan lain, bisa berupa paranet 60% untuk tanaman yang sudah besar, atau 40% untuk tanaman yang masih kecil. Tujuannya supaya sinar matahari yang masuk tidak terlalu keras dan tanaman tidak terbakar.
Selain sinar matahari, yang juga diperlukan adalah angin/ventilasi udara. Jadi green house itu harus punya ventilasi yang cukup. Pasalnya, anggrek ini di alam tumbuh pada tempat tinggi yang banyak angin.
2. Perlu Adaptasi Cahaya Matahari
Kebutuhan cahaya matahari untuk anggrek Phalaenopsis sangat dipengaruhi oleh umur tanaman dan ukuran daunnya. Untuk tanaman yang masih kecil (daunnya belum lebar) intensitas cahaya jangan terlalu keras (20-30%). Namun semakin besar tanaman, intensitas cahaya pun semakin ditingkatkan.
Ukuran daun ini sebenarnya menjadi kontrol. Semakin lebar daun berarti persediaan airnya makin banyak dan ia makin tahan panas. Tapi kalau daun yang kecil kita taruh di tempat panas ia akan kuning, terbakar, sebab cairan yang ada dalam daun masih terlalu sedikit. Jadi harus ada perbedaan peletakan tanaman yang berkaitan dengan intensitas sinar matahari yang menimpanya.
Sebelum tanaman dipindahkan ke tempat baru dengan sinar matahari lebih banyak, lakukan pengujian. Bila salah satu tanaman dari kelompok yang diuji sudah kuat dan tumbuh baik di tempat baru, maka semua tanaman di kelompok tersebut boleh di pindahkan.
Berdasarkan pengalamannya, penyesuaian terhadap cahaya matahari ini mulai dilakukan setelah tanaman memiliki dua daun, dengan frekuensi 3-4 kali, sampai tanaman tampak benar-benar kuat. Meskipun demikian peletakkan tempat ini juga harus memperhitungkan waktu, sebab posisi matahari tidak sama setiap bulannya.
Anggrek yang sudah mulai berbunga harus diletakkan di tempat yang banyak sinar matahari, supaya kuat tajuknya, daunnya berdiri tegak, kokoh, dan kekar. Jadi makin besar tanamannya, makin banyak sinar matahari yang menimpanya.
Sebenarnya tanaman Phalaenopsis cukup tahan terhadap sinar matahari. Bila sudah beradaptasi, ia bisa kena sinar matahari sampai 70% di dalam green house. Hanya kuncinya, cahaya boleh kuat tapi air mesti cukup. Jadi ada keseimbangan, dan hal ini diimbangi dengan pemberian pupuk dengan frekuensi lebih tinggi.
3. Kelembapan
Udara di dataran rendah seperti Jakarta cenderung kering dan panas, sehingga udara di sekitarnya pun cepat kering. Oleh sebab itu penanaman anggrek sebaiknya dilakukan di tempat lembap. Caranya bisa dengan menyirami tanah di bawahnya, bila hari terasa panas. Dengan cara ini bisa diperoleh kelembapan yang memenuhi syarat, sehingga di bagian bawah pertanaman tidak perlu dibuat kolam.
Sebagai tempat medianya bisa menggunakan pot berukuran besar, dengan media pembantu Styrofoam perlu ditambahkan, sebab media tanam perlu sering disiram, sedang tanaman tidak menyukai media yang becek. Jadi jika penyiramannya berlebihan pot itu tidak akan terlalu becek, karena air langsung jatuh ke tanah. Itulah kunci menanam anggrek Phalaenopsis ini di Jakarta. Tanaman ini tidak mau becek tapi suka lembap, jadi buat medianya supaya lembap.
4. Media Tanam Anggrek
Disarankan untuk bisa menemukan media tanam anggrek yang tepat, terutama untuk penanaman dalam jumlah besar. Kalau tidak, kita akan sulit mengontrol tanamannya. Sedang untuk penanaman dalam jumlah kecil bisa digunakan media konvensional seperti arang, sabut atau cacahan pakis.
Gunakan spaghnum moss long fiber sebagai media tanam Phalaenopsis ini. Pasalnya, moss yang banyak terdapat di hutan Indonesia ini mampu mengikat air dengan baik, lalu membuang kelebihan airnya. Dan yang penting media ini tahan bertahun-tahun tanpa perlu diganti.
Moss sudah bisa digunakan sejak tanaman dikeluarkan dari botolan. Namun disamping itu ia juga bagus untuk kompot, seeding, dan tanaman yang siap berbunga. Pokoknya, ia bisa dipakai sejak tanaman kecil sampai dewasa.
Dengan media spaghnum itu, paling lama setelah 3 bulan tanaman sudah bisa dipindahkan ke pot untuk pembesaran. Bahkan tanaman yang dibeli dari luar kota dipindahkan ke pot dengan media spaghnum, 3 bulan kemudian sudah keluar bunga.
Zat hara yang terkandung dalam spaghnum moss ini tidak banyak. Maka, media tersebut perlu ditambah atau diberi pupuk buatan.
5. Pemupukan
Pemupukan tanaman sudah diberikan sejak tanaman ditanam sebagai kompot. Pada tahap awal menggunakan pupuk slow release yang kandungan unsur N-nya tinggi. Untuk memacu pertumbuhannya bisa juga menambahkan fish emulsion (minyak ikan).
Frekuensi pemberiannya tergantung pada kondisi tanaman. Kalau ingin tanaman cepat tumbuh, pemberian seminggu sekali untuk bibit sudah bisa merangsang atau memacu pertumbuhan. Dosis untuk tanaman kecil ini cukup setengah dari jumlah yang dianjurkan.
Tanaman yang sudah besar pun diberi pupuk slow release tersebut, dengan frekuensi setiap 4-6 bulan. Disamping itu juga gunakan pupuk lengkap instant yang lain, dengan dosis tergantung frekuensinya.
Dianjurkan untuk memberi pupuk setengah dari dosis pada label, dengan frekuensi dirapatkan misalnya satu minggu sekali. Yang penting pupuk diberikan bila tanaman tampak kurang subur.
Kalau subur tidak perlu dipupuk, hanya dijaga saja dengan Magamp, Dekastar, atau pupuk slow release lain. Pupuk magamp diberikan untuk tanaman yang telah siap berbunga. Pupuk slow release punya kelebihan, yaitu bisa mengurangi kemasaman media, termasuk kemasaman media yang sudah tua.
Sedang kecepatan berbunga, tentu saja tergantung pada kesuburan tanaman. Kalau pertumbuhannya tidak terganggu maka ia akan cepat berbunga. Untuk memacunya, tanaman yang siap berbunga bisa diberikan pupuk yang mengandung unsur fosfor tinggi.
Pemakaian pupuk itu harus bergantian. Kalau satu-dua bulan pakai pupuk jenis A misalnya, maka bulan berikutnya harus diganti dengan pupuk B, C dan seterusnya. Tujuannya agar kekurangan pada pupuk yang satu bisa diganti/disubstitusi oleh pupuk jenis lain.
6. Penyiraman
Frekuensi penyiraman tanaman sangat tergantung pada kondisi cuaca. Bila cuaca cukup panas penyiraman bisa dilakukan dua kali sehari, tapi kalau terlihat mendung tanaman tidak perlu disiram sama sekali. Penyiraman jangan mengenai daunnya, sebab setelah kering dapat menimbulkan flek-flek pada daun.
Penyiraman sebaiknya langsung ke dalam pot-pot tanaman, karena akar tanaman sudah cukup kuat menarik makanan dan air ke atas. Akar yang berisi air akan berwarna hijau. Penyerapan air efektif pada tanaman ini biasanya sekitar 2 jam.
Frekuensi penyiramannya tergantung juga pada kondisi tanaman. Kalau tanaman baru dipindahkan daya serap akarnya kurang, tapi kalau sudah lama kelembapan media cepat berkurang. Jadi untuk tanaman baru penyiraman cukup 1 kali sehari, tapi kalau sudah lama bisa 2 kali sehari.
Pestisida diberikan sebagaimana anggrek-anggrek lainnya. Fungisidanya Difolatan dan Dithane secara bergantian. Frekuensi pemberiannya tergantung cuaca. Kalau musim hujan bisa 1 bulan sekali, atau 2 bulan sekali kalau cuaca panas.
Dengan cara penanaman seperti itu, Phalaenopsis sudah bisa mengeluarkan bunga lebih cepat. Daunnya pun tebal-tebal, besar dan kokoh, serta tampak hijau subur, karena terkena sinar matahari yang cukup. Pada dasarnya tanaman itu akan sehat kalau bisa bertahan di tempat yang banyak sinar matahari. Demikian juga kalau akarnya makin banyak, berarti tanamannya semakin kuat.
Pada umur rata-rata 1-1,5 tahun setelah dipindahkan dari kompot, tanaman sudah bisa mengeluarkan bunga. Namun hal ini tergantung juga pada varietasnya. Ada yang rajin ada juga yang malas berbunga.