Cara Menanam Kaktus dan Sukulen

Hewata.com. Cara menanam Kaktus. Pada tahun 1898 seorang ahli biotani berkebangsaan Jerman bernama Karl Schumann mengelompokkan kaktus atas dasar bentuk serta tingkat evolusinya. Ia membagi kaktus dalam 3 Tribe (bangsa), yaitu Pereskieae, Opuntieae, dan Cereeae (yang disebut juga Cacteae).

cara menanam kaktus sukulen, cara menanam anak kaktus, cara menanam anakan kaktus, cara tanam kaktus anggur, cara menanam kaktus hias, menanam kaktus, menanam kaktus di tanah

Kaktus dan Sukulen

Cara Menanam Kaktus

Dari ketiganya, yang paling primitif adalah Pereskieae. Tribe ini merupakan satu-satunya yang berdaun. Daunnya tunggal, agak tebal, memiliki tangkai dan tulang daun tengah. Wujud pereskieae kebanyakan berupa semak pendek, pohon kecil, tapi ada juga yang mencapai tinggi 10 m. Hampir semua anggota pereskieae batangnya berduri.

Opuntieae setingkat lebih tinggi. Sebenarnya ia berdaun juga, tapi gampang rontok. Dan tempat bekas menempelnya daun itu lantas mengeras serta tumbuh bulu halus, kadang-kadang duri. Kulit keras ini disebut ‘glochid’.

Batang opuntieae berdiri tegak dan cabangnya bertunas-tunas. Mereka ini sanggup hidup di daerah gersang yang panas, lantaran telah sanggup menggantikan fungsi daun sebagai pabrik pengolah makanan. Baca Juga : Kaktus yang Bisa Dimakan

Cereeae sebagai kelas tertinggi, sudah tidak punya daun maupun glochid. Batangnya sangat beraneka ragam bentuknya. Ada yang bulat sampai sebesar semangka, ada yang benjol-benjol tak karuan, banyak juga yang silindris panjang. Durinya pun bermacam-macam. Ada yang besar, panjang dan tajam. Tapi ada juga yang lembut bakhan hanya berupa rambut halus yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

Ada sekitar 2.000 spesies dari ketiga bangsa kaktus itu. Namun yang mempunyai spesies paling banyak adalah cereeae, yaitu 1.500. Dan dari 1.500 spesies cereeae, bisa dipecah-pecah lagi ke dalam 8 suku bangsa (sub tribe), masing-masing Cereanae, Hylocereanae, Echinocereanea, Echinocactanea, Cactanae, Coryphanthanae, Epiphyllanae, dan Rhipsalidanae.

Suku-suku bangsa ini merupakan kumpulan marga-marga (genus), misalnya ada genus Cereus, Mammillaria, Rebutia, Gymnocalicium, Coleocephalocereus, Pareskia, Rhipsalis, dan masih banyak lagi.

Sementara kaktus hanya bertanah air di benua Amerika, maka lain halnya dengan sukulen (succulent). Tanaman lunak berair ini merupakan warga pribumi dimana-mana. Misalnya di pegunungan Alpen yang menjadi perbatasan Italia-Swiss, terdapat 25 spesies sukulen yang tahap udara dingin. Banyak juga spesies yang hidup di sekitar gurun Kalahari, Afrika Selatan, sedang yang tinggal di Amerika tidak terbilang jumlahnya. Secara keseluruhan, spesies sukulen jumlahnya mencapai 5.000.

1. Membutuhkan Tanah poreus

Meski sebagian besar kaktus tumbuh di wilayah kering mendekati gersangnya padang pasir, ternyata banyak juga spesies yang hidup di pegunungan tinggi. Bahkan ada juga yang hidup di kawasan Kanada yang setiap musim dingin tertimbun salju. Jadi kaktus jelas bersedia ditanam di daerah tropis seperti Indonesia. Faktor iklim nampaknya bukan hambatan bagi tanaman kaktus.

See also  Menjaga Buah Pisang Agar Tidak Cepat Busuk

Kaktus sangat menyenangi tanah berpasir yang kering dan hujannya sedikit, tapi tanah tersebut harus mengandung banyak mineral yang merupakan sumber gizi si kaktus. Suhu udara siang hari sangat panas, tapi malamnya amat dingin. Daerah semacam ini sepanjang tahun cuma menerima curah hujan yang ala kadarnya.

Di dalam lingkungan iklim seperti itu, kaktus telah mengembangkan akarnya sedemikian rupa hingga mampu bekerja sangat efektif. Padahal perakaran kaktus sangat lembut, berupa akar serabut yang nampaknya tak punya kekuatan. Namun begitu merasakan basahnya air, akar ini secepat kilat menyerap air yang ada di dekatnya sebanyak mungkin, dan langsung disimpan di dalam batang dan cabang-cabangnya.

Air yang mahal ini harus benar-benar dijaga jangan sampai banyak yang menguap ketika tanaman tertimpa teriknya sinar matahari. Oleh karena itu kaktus telah siap siaga. Lapisan kulit luar batangnya berlapis lilin, dan duri-durinya yang rapat itu mungkin berguna untuk melindungi diri dari hewan yang ingin menghisap airnya.

Air yang disimpan, tidak dibiarkan berbentuk cairan bening begitu saja, tapi diubah menjadi semacam lendir atau getah. Tentu saja cairan kental ini menjadi tidak gampang menguap. Sungguh, kaktus adalah tanaman yang pandai menghemat air.

Karena itu jika hendak ditanam di pot, kaktus tidak menghendaki tanah yang padat. Melainkan tanah ‘poreus’ (sarang) yang mampu menyerap air. Air tidak boleh menggenang di dalam pot. Sebab air yang terlalu banyak di bagian bawah pot, akan menyebabkan membusuknya akar kaktus. Tanah poreus tersebut harus selalu berudara segar.

Tanah untuk pot kaktus sebaiknya berupa pasir yang agak kasar dan sudah dibersihkan dari lempung yang menempel. Sementara itu, kebanyakan kaktus lebih suka tanah yang berkapur. Ini bisa ditolong dengan menaruh bubuk kasar batu kapur, atau bisa juga berupa puing tembok. Malah ada pembibit kaktus yang mencampurkan kepingan-kepingan rumah siput, baik siput air maupun keong darat. Sedang kesuburannya bisa ditambah dengan kompos yang sudah matang betul.

See also  Tanaman Pembersih Udara, Rekomendasi NASA

Kaktus sangat anti bahan-bahan organik yang sedang mengalami proses pelapukan, misalnya daun-daun kering. Juga tidak mau diberi pupuk kandang yang belum matang, lebih-lebih cairan kencing binatang sangat tidak disukai. Bahkan rabuk anorganis seperti ZA, urea, ataupun DS, sebaiknya jangan diberikan. Atau kalau terpaksa, beri sedikit saja.

2. Cara Memperbanyak Kaktus dan Sukulen

Sama seperti tanaman pada umumnya, kaktus bisa berbiak secara generatif maupun vegetatif. Tapi perbanyakan generatif melalui biji membuat si empunya tanaman kurang sabar menunggu. Jenis opuntia harus berada di pesemaian 1 tahun penuh sebelum dipindah ke pot single. Beberapa spesies mammillaria malah baru berdiameter 2 cm pada umur setahun, jadi harus berada di pesemaian sampai dua tahun agar cukup kuat untuk dipindahkan. Baca Juga : Supaya Kaktus Berbunga

Meskipun butuh waktu lama, namun perbiakan dengan biji akan menghasilkan bibit yang banyak sekali. Seperti diketahui, bunga kaktus bisa melakukan penyerbukan sendiri, bisa juga penyerbukan silang. Bunga yang indah itu hanya mekar sejak tengah hari hingga tengah malam, lalu beberapa jam kemudian ia mengatup lagi. Demikian berlangsung beberapa hari sampai rontok mahkotanya lantaran telah terbentuk bakalan buah. Buah kaktus umumnya berbentuk bulat lonjong dan berisi biji kecil-kecil sekali.

cara menanam kaktus beserta gambarnya, cara cara menanam kaktus, cara menanam kaktus dan sukulen, cara menanam kaktus dengan benar, cara menanam.kaktus, cara menanam kaktus yang benar, cara budidaya kaktus hias, cara budidaya tanaman kaktus hias

Jika hendak menanam dari biji, mula-mula biji (biasanya impor) yang masih terbungkus plastik, kita buka dan dimasukkan ke dalam gelas berisi air panas. Diamkan selama 2-3 hari sampai airnya dingin (airnya jangan diganti). Kemudian disaring, dan biji yang sudah empuk itu ditaburkan ke dalam pot koloni (pot pesemaian). Potnya sendiri telah diisi tanah atau pasir seperti yang telah diuraikan di muka. Sebaiknya pot disiram dulu hingga cukup basah.

Sambil menyebar biji, kita taburkan juga butiran pasir halus supaya menutupi biji yang hendak berkecambah itu. Caranya dengan menaruh pasir di ayakan tipis dan goyang-goyangkan, sehingga akan berguguranlah butir pasir lembut itu. Setelah itu tutuplah permukaan pot dengan selembar kaca bening yang tipis. Kalau tidak ada kaca, bisa kita pakai plastik yang tembus jarum (berlubang-lubang kecil). Lantas simpanlah pot tertutup ini di tempat yang hangat (biasanya di dalam rumah kaca).

See also  Resistensi Hama Terhadap Pestisida

Diamkan selama 1 minggu, sampai munculnya bibit mungil yang banyak sekali jumlahnya. Setelah bibit ini tumbuh mencapai tinggi sekitar 5 cm, pindahkan ke dalam pot koloni. Pot koloni ini agak besar, sekitar 5-10 cm penampang atasnya, dan diisi bibit 10 batang atau lebih.

Sesudah bibit berada di dalam pot koloni selama setahun (ada juga yang kurang), siapkanlah pot single yang cuma 5-6 cm garistengahnya. Selama di dalam pot sendiri, kaktus memerlukan pergantian tanah setiap 6 bulan sekali (ada juga jenis yang minta setiap setahun sekali). Lantaran tubuhnya berduri maka kita sebaiknya jangan memegang langsung dengan tangan telanjang.

Kita bisa memakai sarung tangan, atau selimutilah kaktus tersebut dengan kertas koran dan goyangkan pelan-pelan, jangan sekali-kali mencoba mencabutnya langsung ataupun memutarnya. Setelah digoyang beberapa kali, akar kaktus akan terlepas, dan letakkan sebentar. Sementara itu tanah bekasnya dibuang, dan kemudian diisi lagi dengan yang baru. Kaktus kecil tadi lalu ditanam kembali. Baca Juga : Sejarah Kaktus

3. Perbanyakan Vegetatif

Perbanyakan vegetatif bisa dilakukan dengan banyak cara. Misalnya stek cabang (tip), potongan batang (joint), potongan ujung batang (stem), sempalan daun (leaf), bibit yang tumbuh dari daun yang disempal (plantlet), dan pemotongan anakan dari rumpun (offset).

Khusu untuk stek, sebaiknya dilakukan terhadap kaktus yang memiliki banyak cabang, atau kaktus yang batangnya berbentuk silindris panjang. Sementara jenis-jenis yang batangnya bulat agak sulit distek (karena itu sebaiknya gunakan cara lain).

Potonglah cabang (jika stek cabang) sedekat mungkin dengan batang utama. Pemotongan menggunakan pisau tajam, sehingga bekasnya rata dan bersih. Jangan sekali-kali membeset atau memelintir cabang ini. Setelah cabang terpotong, sebaiknya jangan tergesa-gesa menanamnya.

Biarlah menggeletak di tempat teduh 1-10 hari. Selama diangin-anginkan ini, cabang tadi (dan juga batangnya yang masih di dalam pot), akan membentuk callus yaitu kulit baru sebagai proses penyembuhan bekas luka potong pisau.

Barulah sesudah callus menutup luka, kita tanam stek tadi di dalam pot baru. Lantaran belum punya akar, maka stek ini perlu ditopang dengan mengikatkan pada sebatang kayu yang ditancapkan di sampingnya, sampai dia sanggup berdikari (berdiri di atas akar sendiri).Untuk potongan batang (joint), pemotongan sebaiknya dilakukan tepat pada ruasnya.