Cara Menanam Sawi Caisim yang Baik
Hewata.com. Cara Menanam Sawi Caisim. Caisim atau choy-sum (Brassica Campestris sub spesies Parachinensis) merupakan sayuran daun berumur pendek yang sudah dibudidayakan.
Selama ini petani umumnya menggunakan benih produksi sendiri yang diperoleh melalui seleksi yang berbeda-beda. Sehingga benih yang dihasilkannya berkualitas rendah.
Kini ada varietas yang yang tahan terhadap bolting (perpanjangan batang sebagai tangkai bunga yang terlalu cepat) sampai 32 hari dan potensi hasilnya bisa 30 ton/ha. Selain itu ia dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun rendah.

Sawi Caisim
1. Ciri-Cirinya
Daunnya bulat memanjang, tidak berbulu, berbatang putih, dan berwarna keputih-putihan. Benih caisim ini dapat dihasilkan sendiri tanpa perlu perlakuan khusus seperti halnya kubis dan petsai.
Tanaman ini dapat diperbanyak melalui biji. Kebutuhan benih setiap hektarnya 500-800 g, tergantung cara bertanam dan jarak tanamnya.
2. Cara Budidaya Caisim
Budidaya atau cara menanam sawi caisim dapat dilakukan di tanah tegalan, sawah, atau halaman rumah asal tanahnya gembur, subur dengan pH 6-7 dan suhu optimum 15-20oC.
Lahan diolah sampai cukup gembur. Kemudian dibuat bedengan selebar 1,2-1,5 m setinggi 20-30 cm. Parit diantara bedengan juga sekitar 20-30 cm.
Tetapi untuk lahan sawah sebelum diolah sebaiknya dibuat dahulu bedengan surjan selebar 1,2-1,7 m, dengan parit selebar 40-50 cm. Lahan diistirahatkan sekitar 2 minggu dulu, kemudian diolah lagi 2-3 kali, sampai tanah menjadi halus.
Selanjutnya dilakukan penanaman. Penanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara pertama, benih disebar langsung di atas bedeng sebanyak 4 g/m2.
Kemudian ditutup tanah halus sampai setebal 2-4 mm. Cara kedua, benih ditanam di bedengan dengan jarak tertentu, yaitu 20 x 20 x 20 x 30 cm atau 30 x 40 cm.
Cara yang terakhir benih disemaikan dulu, baru setelah berdaun 4-5 helai dipindah tanamkan dalam pot daun pisang. Ketika daunnya bertambah menjadi 8 helai bibit dapat dipindahkan lagi ke tempat penanaman yang tetap. Cara yang ketiga ini dapat menghemat benih, dan mengurangi jumlah kematian.
Pemupukan dilakukan sebelum dan sesudah tanam. Dua sampai tiga hari sebelum tanam diberikan pupuk organik sebanyak 10-15 ton/ha, TSP dan KCI masing-masing 100 kg/ha serta pupuk kandang atau kompos sebanyak 5 ton/ha.
Pupuk tersebut diaduk secara merata dengan tanah bedengan dan tanah diratakan kembali. Pemupukan dapat dilakukan juga dengan membenamkan pupuk dalam lubang tanam atau dalam alur yang dibuat di samping lubang tanam.
Pupuk susulan diberikan pada umur 15 hari setelah tanam, berupa urea sebanyak 100 kg/ha. Caranya, pupuk ditebar diantara barisan tanaman, kemudian diikuti dengan penyiraman.
Penyiraman secara rutin dikerjakan 2-3 kali seminggu atau tergantung kondisi kelembapan atau jenis tanahnya. Seminggu menjelang panen penyiraman dihentikan. Dengan perawatan yang intensif dapat dipetik hasil sampai 30 ton/ha.