Sebaiknya Istri Bekerja atau Tidak?
Hewata.com. Istri bekerja? Suami merupakan pemimpin bagi seorang istri. Sebelum mengikuti perintah ibunya, seorang istri haruslah menaati keinginan suaminya. Dalam segala detail kehidupan istri, keridhoan suami menjadi satu perkara yang terpenting.
Istri Bekerja
Maka, ketika istri memilih bekerja atau berkiprah di masyarakat sebagai bentuk pengabdian atau aktualisasi diri, ada baiknya selalu berdiskusi dengan suami. Perhitungkan plus minus yang akan terjadi, dan mengesampingkan stereotip lingkungan.
Karena, tujuan, rencana, dan proyeksi masa depan keluarga sebagai satu lembaga ada di tangan kalian, dan bukan menjadi urusan orang lain. Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini poin-poin yang sering kali diperbincangkan ketika istri memilih untuk bekerja:
1. Fitrah Perempuan
Pada dasarnya, kebutuhan istri, baik sandang, pangan, papan merupakan kewajiban suami. Jadi, “nafkah” bukanlah uang semata, melainkan wujud siap makan dan siap pakai. Namun, suami berhak mendelegasikan tugas tersebut apabila ia tidak sanggup mengelolanya.
Karena itulah, istri memiliki peran penting dalam urusan rumah tangga apabila suami bekerja. Sementara suami, wajib meringkankan aktivitas istri dengan mempekerjakan asisten rumah tangga.
Kelembutan, ketelitian, kepekaan, dan selera terhadap estetika, membuat seorang perempuan, dianggap cocok mengatur urusan rumah dan mendidik anak-anak. Namun, tentu saja hal ini tidak mutlak.
Jodoh akan selalu saling melengkapi. Maka, fitrah perempuan bukan semata urusan rumah tangga, melainkan pasangan hidup bagi laki-laki. Yin dan Yang. Saling memberi dukungan, demi kontribusi maksimal. Karena, keluarga bukan hanya perkara personal, melainkan peradaban.
2. Keberkahan Rezeki
Ridho suami memegang peranan utama dalam perkara ini. Selama kedua pihak dapat saling menerima, mendukung, dan menjaga kepercayaan, keberkahan akan turun dengan sendirinya. Namun, diperlukan kepekaan dan komunikasi yang baik dari suami maupun istri, untuk mengetahui kehendak dan perasaan masing-masing. Jangan sampai, ketidaknyamanan yang terpendam menjadi bom waktu yang menyulitkan kalian di masa depan.
3. Kehilangan Waktu Kebersamaan
Ini tidak hanya terjadi jika perempuan bekerja, melainkan juga laki-laki yang kerap bepergian jauh ke luar kota. Apabila kalian bukan pasangan yang sanggup menjalani LDM (Long distance marriage), ada baiknya kalian membangun usaha bersama. Terlebih, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin edan, godaan perselingkuhan bagi laki-laki maupun perempuan menjadi semakin besar.
4. Bercampur Dengan Laki-Laki
Sudah termaktub, sebaik-baiknya tempat bagi perempuan yaitu di dalam rumah. Aman, nyaman, dan terjaga dari berbagai macam ujian. Ya, begitu mulianya perempuan, bagai mutiara dalam cangkang. Pekerjaan yang menuntut kekuatan mental, fisik, dan pikiran, ada baiknya dilakukan laki-laki yang memiliki fitrah lebih dalam akal. Dengan catatan, laki-laki pun harus berkomitmen menjaga pandangan karena campur baur yang kini sulit untuk dihindarkan.
5. Berdandan di Luar Rumah
Prinsipnya, kecantikan istri haruslah dipersembahkan seutuhnya pada suami. Ketika istri memilih bekerja di luar rumah, pastikan untuk tidak berdandan berlebihan, bahkan tidak usah berdandan sama sekali. Upaya mempercantik diri dapat menganggu hati sendiri dan orang lain. Karena itulah, pilih pekerjaan yang mengandalkan pemikiran, alih-alih penampilan.
Nah, jadi, meski kondisi darurat mengharuskan perempuan harus bekerja (misal, single parent, suami sakit, atau tidak sanggup bekerja), pastikan prinsip-prinsip dasar kehidupan tidak terabaikan. Komunikasikan dengan baik, agar segalanya berjalan lancar.
Jangan lupa pula, berdoalah kepada Tuhan untuk mendapat pilihan yang terbaik bagi dunia dan akhirat kita semua. Selamat menikmati hidup!