9 Jenis Anggrek Spesies Asli Papua, Indonesia!
hewata.com. Jenis Anggrek Indonesia. Hutan Papua ternyata sangat kaya akan tanaman anggrek. Lebih dari 2.000 spesies hidup disana dan jumlah terbanyak ‘dipegang’ oleh jenis dendrobium. Anggrek tersebut indah dan unik penampilannya. Ada yang kering, berbentuk bintang, mirip tanduk antelope, dan sebagainya. Kelebihan sifat-sifat yang dimilikinya ternyata membuat penyilang anggrek dari dalam dan luar negri memilihnya sebagai induk silangan. Berikut ini beberapa anggrek dendrobium spesies asli Papua atau Irian Jaya, Indonesia.
Pesona Spesies Dendrobium Dari Papua Indonesia
1. Dendrobium Anosmum
Berbeda dengan dendrobium lainnya, tanaman ini mempunyai batang yang menjuntai ke bawah. Panjangnya bisa mencapai 100 cm. Batang tersebut berbentuk bulat dan berbalut warna agak keputihan. Daunnya berukuran kecil, panjang 11 cm dan lebar 2,5 cm, ujungnya meruncing. Daun-daun ini mudah gugur.
Bunga keluar dari buku-buku batang, tumbuh berpasangan saat daun gugur. Garis tengah bunga ini 8-10 cm. Sepal berujung runcing, warna lembayung kemerahan, dan panjang 6 cm. Bagian ini sedikit berkerut.
Bibir berbentuk seperti corong. Belahan bagian kiri kanan bergulung ke atas, saling menaungi, dan bagian depan berbulu. Warna bibir itu lembayung, di pangkalnya berurat dengan warna lebih tua, dan sedikit berbintik. Warna bunga ini bisa sedikit bervariasi sampai agak putih. Di Papua, ia banyak ditemukan di sekitar danau Sentani.
2. Dendrobium Antennatum
Anggrek ini biasa disebut antiloopjes oleh orang Belanda, lantaran bentuk bunganya yang sepintas mirip tanduk antelope. Ia biasa ditemukan di Papua selatan dan utara. Bodegom dalam buku Orchideen malah menjelaskan tanaman ini juga ditemukan di sekitar Sorong, pulau-pulau Raja Ampat, dan Waigeo. Hidupnya di pohon-pohon kayu yang letaknya tak jauh dari pantai. Tanaman ini menghendaki sedikit keteduhan.
Tinggi batangnya bisa mencapai 90 cm. daun berbentuk lanset, lunak, berwarna hijau muda. Ukurannya panjang 13 cm, lebar 4 cm. Panjang tangkai bunga sampai 60 cm atau lebih. Bunga yang terbentuk letaknya berjauhan, sehingga dalam satu tangkai hanya terdapat 7-12 kuntum.
Petal tumbuh tegak, berwarna hijau muda atau hijau kekuningan, dan kekuningan di bagian ujung. Sepal berwarna putih sampai kehijauan di bagian ujung. Sepal bagian tengah dalam posisi terbalik. Bibir bunga berwarna putih, bergaris lembayung dan merah.
3. Dendrobium Bigibbum
Sekilas Jenis Anggrek Indonesia ini mirip anggrek larat, D. Phalaenopsis. Ia merupakan tanaman asli pulau Papua, namun juga ditemukan di Australia utara. Batang membulat, ujung meruncing, dengan panjang 45 cm. Tangkai bunga keluar di bagian puncak batang, tumbuh tegak lurus, dan panjang 45 cm.
Berbunga beberapa kuntum. Garis tengah bunga sekitar 5 cm. Sepal bunga berbentuk bulat panjang terletak sebelah menyebelah. Petal berukuran lebih lebar, dibandingkan sepalnya, berbentuk bulat telur terbalik. Tanaman ini berpotensi menjadi induk silangan. Hasil silangannya dengan D. Veratrifolium menghasilkan D. Helen Park.
4. Dendrobium Discolor
Anggrek keriting itulah julukan bagi D. Discolor. Disebut demikian karena pinggiran sepal dan petalnya keriting serta bergelombang. Tak heran jika ia memiliki nama latin D. Undulatum yang berarti berombak-ombak.
Batangnya tumbuh tegak dan mencapai tinggi 120 cm. Daun berbentuk lonjong sampai lanset. Warnanya hijau kekuningan. Bunga tersusun dalam rangkaian yang berbentuk tandan, itu muncul dari ujung batang. Panjang rangkaian sekitar 46 cm. Tiap-tiap tandan terbentuk 30 kuntum bunga.
Bunga berdiameter 7,5 cm. Berwarna kekuningan dengan corak ungu kecokelatan. Sepal meruncing panjang 4 cm, bagian pinggir berombak, bergelung pilinannya, berwarna putih atau kekuningan, dan berbintik ungu kecokelatan. Petal yang panjangnya 4,5 cm ini berukuran lebih besar daripada sepalnya. Bagian pinggirnya juga bergelombang, berpilin, bergaris-garis serta berbintik keunguan.
Jenis Anggrek Indonesia ini sudah banyak dimanfaatkan sebagai induk silangan. Beberapa silangan yang telah dihasilkan adalah D. Caprise, D. Pauline, D. Salak, dan D. Taurus.
5. Dendrobium Johannis
Tanaman ini mempunyai tinggi batang sampai 40 cm. daunnya sekitar 5 helai dengan ukuran panjang 15 cm dan lebar 2 cm. Tangkai bunga tegak mencapai tinggi 30 cm atau lebih. Dalam satu tangkainya yang halus bisa muncul sampai 20 kuntum bunga.
Sepal dan petalnya berpilin. Sepal berwarna cokelat sawo, bergaris-garis merah tua dengan panjang 2 cm. Petal lebih kecil dan lebih tua warnanya daripada sepal. Bibir bunga pendek dan berwarna kuning. Anggrek ini termasuk tanaman yang sering berbunga. Di Papua ia menghuni daerah selatan.
6. Dendrobium Lasianthera
Walaupun berasal dari Papua, ia baru mulai dibudidayakan pada tahun 1934. Orang yang berjasa memperkenalkannya adalah Wilhem Stuber. Untuk menghormati jasa-jasanya, di Indonesia anggrek ini kondang dengan nama anggrek stuberi.
Anggrek stuberi ternyata berkerabat dekat dengan anggrek larat dan anggrek suleri. Seperti kedua anggrek terdahulu, jenis ini memiliki batang yang kokoh dan kuat, tingginya bisa mencapai 3 m. daunnya memeluk batang, berbentuk lonjong, dan panjang 15 cm. Daun tersusun berselang-seling dalam dua deret serta bertekstur kaku. Gagang bunga tegak dan kaku. Bunga nantinya muncul dari ujung batang. Panjang gagang itu bisa mencapai 40 cm.
Dalam satu gagang tumbuh lebih dari 10 kuntum bunga. Bunganya berbentuk bintang, letak kadang terbalik, dan berpenampilan cantik. Sepal di bagian tengah berbentuk pita, mempunyai panjang 3,5 cm dan lebar 1,2 cm. Bagian pangkal sepal melebar dan makin menyempit di bagian ujungnya. Pinggiran sepal berombak, berpilin sekali, berwarna cokelat mengkilap dengan hiasan warna merah dan kuning.
Bagian petal lebih panjang daripada sepal, berbentuk pita yang berpilin. Posisi petal ini miring memanjang, mengecil di bagian pangkal, dan melebar di bagian atas. Petal ini berpilin 5-6 kali, agak melengkung ke belakang. Panjangnya mencapai 6 cm dan lebarnya 0,6 cm. Warna petal mirip sepal.
Bibir bunga berwarna keunguan, dengan panjang 5 cm dan lebar 2 cm. Belahan bibir bagian tengah bersegi tiga di bagian kiri dan kanan mempunyai panjang 3 cm dan lebar 2,5 cm. Ujung bibir ini meruncing dan melengkung ke bawah.
Jenis Anggrek Indonesia ini tumbuh baik di dataran rendah, agak teduh, namun berhawa panas. Ia banyak dimanfaatkan menjadi induk silangan, seperti D. Wilhelm Stuber (silangan dengan anggrek larat), dan D. Constance (silangan dengan D. Undulatum). Ia banyak diambil sebagai tetua lantaran berperawakan kuat, bentuk dan warna bunga menarik, serta daya tahan mekar bunganya cukup lama.
7. Dendrobium Schulleri
Dendrobium ini berasal dari Papua utara, dan banyak pula ditemukan di pulau-pulau Numfor. Ia sudah dikenal di luar negri, seperti Thailand, karena banya dimanfaatkan sebagai induk silangan. Potensinya terutama terletak pada bunganya yang berwarna kuning. Diharapkan dari silangan dengan anggrek suleri, demikian ia dikenal di Indonesia akan muncul warna kuning pada bunga.
Tanaman ini berperawakan tegap dan kaku. Batang panjang dan beruas-ruas. Daun tampil kaku, dan berbentuk bulat lonjong, serta tersusun berselang-seling. Gagang bunga muncul di bagian ujung batang. Panjangnya bisa mencapai 50 cm. Ia menyangga 15-30 kuntum bunga. Dari satu batang bisa muncul dua gagang bunga sekaligus.
Bunga berbentuk bintang, berwarna kuning cerah sampai kuning kecokelatan dan bercampur warna kemerahan, berukuran 5-6 cm. Ukuran sepalnya panjang 3,5 cm dan lebar 1 cm. Berwarna hijau sampai kuning. Petal berukuran lebih besar dibandingkan sepalnya. Berbentuk bulat telur terbalik, panjang 3,4 cm dan lebar 1,2 cm.
Tumbuhan ini menyukai tempat yang beriklim seperti Jakarta, dengan kelembapan relatif 60-70%, suhu 20-30%. Bila lingkungannya sesuai, ia akan berbunga pada bulan januari-maret dan juni-agustus, dengan masa kuncup selama 17 hari dan mekar selama 19 hari.
8. Dendrobium Spectabile
Ia bisa disebut anggrek kribo, lantaran ujung-ujung daun mahkota bunganya keriting. Tak heran bila anggrek ini diberi nama spectabile, yang berasal dari nama spectra, yang berarti ajaib, bagus, atau indah. Keunikan bunga ini menjadi ciri khas yang membedakannya dengan anggrek-anggrek lain.
Jenis Tanaman Anggrek Indonesia ini memiliki umbi semu yang panjangnya bisa mencapai 1 m. Daun berbentuk lonjong dengan ujung meruncing dan tersusun berhadapan. Panjang daunnya sekitar 20 cm. Tangkai bunganya muncul dari samping batang. Jumlah bunga sebanyak 12 kuntum, tersusun pada tandan dengan panjang 50 cm. Bunga tersebut bergaris tengah 8-12 cm. Masa mekar bunga ini berkisar 15-23 hari.
Sepal dan petal mempunyai panjang rata-rata 5 cm, bertekstur amat halus. Bagian pinggir berkerut dan berpilin. Berwarna kuning atau hijau pucat dengan urat dan bintik-bintik ungu atau merah. Bibirnya berpenampilan menarik, berbentuk seperti biola, berwarna putih pada pangkalnya dan kekuningan di ujungnya. Selain warna itu, muncul pula warna ungu atau merah pada bibir bunga.
Tanaman ini berbunga hampir sepanjang tahun dengan syarat kondisi lingkungan sesuai kebutuhannya. Umumnya, ia memerlukan iklim yang kering, sejuk, dan tempat yang sedikit terlindung. Anggrek kribo banyak dimanfaatkan sebagai anggrek pot, tanaman hias, dan juga induk silangan dengan berbagai dendrobium lain. Sayangnya, sebagai tetua, ia belum digunakan secara optimal. Padahal anggrek ini terhitung salah satu anggrek yang sangat potensial.
9. Dendrobium Violaceoflavens
Batang anggrek ini tampak kokoh sehingga disebut juga anggrek besi Papua . Tingginya 60-400 cm. Daun akan terbentuk di seluruh bagian batang. Bentuk daun bulat telur, bagian pinggir melengkung atau membalik, berwarna hijau mengkilap. Daun berukuran panjang 20 cm dan lebar 5 cm.
Tangkai bunga dibentuk pada buku-buku batang, tumbuh miring ke atas, dengan panjang 25-50 cm. Dari tangkai tadi muncul 8 kuntum bunga atau lebih. Sepal bunga berbentuk segi empat memanjang dengan bagian atas sedikit melengkung. Warna sepal hijau dan kuning, berbintik lembayung di pangkalnya. Panjang sepal 2,5 m, dan lebar 1,3 cm.
Petal tumbuh miring, berputar sedikit, panjang 2,8 cm dan berwarna serupa dengan sepal. Bibir bunga berbelah tiga, panjang bagian tengah 3,2 cm, dan belahan kiri kanan 1,75 cm. Warna petal itu putih bergaris lembayung, bercampur kuning.
Tanaman ini banyak tumbuh di Papua utara. Ia juga sering digunakan sebagai induk silangan. Beberapa hasil silangannya adalah D. Arcuatum, D. ‘Morgenster’, D. Phyllis, D. Medusa.