hewata.com. Jenis umbi umbian. Masyarakat seakan menjerit ketika terigu mahal. Itu karena gluten pada terigu membuat roti mengembang, pizza menjadi lebih empuk dan mie pun bisa menjadi lebih kenyal.
Sifat seperti itu tidak dimiliki tepung non terigu asal umbi-umbian.
Daftar Isi :
Jenis Umbi-umbian dan Contohnya
Meskipun begitu, tepung dari umbi-umbian dipandang sangat potensial dalam penganekaragaman makanan.
Jenis umbi-umbian penghasil tepung di antaranya garut, ubijalar, singkong, ganyong, talas dan uwi.
1. Umbi Ganyong (Canna edulis)
Umbi ganyong rebus enak dimakan. Oleh masyarakat pedesaan kerap dimanfaatkan sebagai makanan pengganjal perut.
Kandungan karbohidrat ganyong memang cukup tinggi, sekitar 22,6 %. Itulah sebabnya potensial dibuat tepung untuk berbagai makanan.
Enyek-enyek atau kecimpring salah satu jenis makanan daerah yang bisa 100 % menggunakan ganyong. Dalam pembuatan dodol dan kue kering, ganyong hanya mensubstitusi 25% dari tepung terigu.
Tepung ganyong diperoleh dari tanaman berumur 15-18 bulan. Sedangkan untuk dikonsumsi segar (rebus) cukup 6-10 bulan. Kadar tepung sekitar 40 % dari berat panen, tahan simpan selama 9 bulan.
Di pasaran tepung ini masih sulit ditemukan. Padahal, patinya sendiri sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan bihun, bubur, juga pengganti tepung hunkwe.
2. Umbi Garut (Maranta arundinacea)
Tepung garut bahan baku berbagai jenis makanan tradisional, seperti semprit, jenang dan cendol.
Dalam jumlah terbatas, 15-20 % dapat menjadi campuran tepung terigu pada pembuatan mie, dan 10-20 % untuk roti tawar.
Tepung ini dibuat dengan cara merajang dan mengeringkannya terlebih dahulu, lalu digiling, atau digiling segar dibuat semacam pasta lalu dijemur.
Tepung garut berwarna putih. Ketahanannya dapat mencapai (sembilan) 9 bulan, asal mempunyai kadar air yang kurang dari 18,5 %.
Tepung garut yang baik dipanen benar-benar tua, berumur 10-11 bulan. Kecuali dibuat tepung, umbi garut bisa diambil patinya.
Rendeman pati garut sekitar 10% untuk yang ditanam tradisional, dan bisa mencapai 15 – 20 % jika dikelola intensif.
Garut dianggap potensial karena produktivitasnya cukup tinggi sekitar 12,5 – 31 ton/ha.
3. Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Ekspor ubi jalar dalam bentuk pasta ke Amerika sudah lama dilakukan.
Di pasar lokal sendiri beragam makanan yang terbuat dari ubi jalar bisa ditemukan, seperti ubi jalar rebus, goreng, kolak, keripik, keremes, kue talam, tape, serta pilus (chees stick).
Dalam bentuk tepung pemanfaatan ubi jalar bisa lebih luas, misal untuk pembuatan kue-kue basah.
Sebagai komposit (campuran), tepung ubi jalar menggantikan 20% tepung terigu dalam pembuatan roti.
Ubi jalar yang paling baik untuk dibuat tepung berumur 5 – 6 bulan. Rendemen-nya sekitar 40%.
Secara organoleptik tepung ubi jalar tahan disimpan selama 9 bulan, tanpa perubahan warna (tetap putih), rasa dan tak ditumbuhi jamur.
4. Talas (Colocasia esculenta)
Selama ini pemanfaatan talas terbatas pada talas rebus, kukus, goreng dan keripik. Dalam bentuk tepung digunakan untuk pembuatan dodol, enyek-enyek (kecimpring), dan kue kering.
Lebih luas lagi, tepung talas dimanfaatkan sebagai bahan soup, biskuit, roti dan sejenis minuman beralkohol.
Pemakaian tepung talas dalam pembuatan dodol mencapai 25 %, dan hanya 20 % untuk kue kering.
Tepung talas dapat diambil dengan cara mengupas, mencuci, lalu merajang umbi, kemudian dikeringkan dan digiling. Umbi yang baik untuk tepung berumur 7-8 bulan.
Pada umur tersebut rendemennya mencapai 42,5 %. Supaya lebih awet dalam penyimpanan, kadar air tepung talas maksimal 9%.
5. Singkong (Manihot utilissima)
Singkong atau umbi kayu mengandung 34,7 % karbohidrat. Karena itu umbi kayu sangat potensial untuk dibuat tepung. Tepung singkong banyak digunakan dalam industri kerupuk.
Baru sedikit yang memanfaatkan sebagai campuran tepung terigu dalam pembuatan roti dan mie. Tingkat substitusi tepung singkong dalam pembuatan mie instan sekitar 35 %, dan 20 % untuk roti atau biskuit.
Tepung umbi kayu dapat dibuat dengan teknologi sederhana, sehingga bisa dikembangkan oleh masyarakat pedesaan.
Untuk memperoleh tepung yang rendemennya tinggi (lebih dari 400%) diambil dari umbi kayu berumur 11-12 bulan. Prosesnya diawali dengan pengupasan, pencucian, perajangan, pengepresan dan pengeringan. Selanjutnya digiling dan dikemas.
Pengepresan selain bertujuan mengurangi kadar air juga mengeluarkan asam sianida (HCN). Ubikayu bisa diandalkan mensubstitusi tepung terigu karena produksinya cukup tinggi.
6. Uwi (Dioscorea alata)
Uwi termasuk umbi yang kandungan karbohidratnya rendah yaitu sekitar 19,8 %. Namun, sebagai makanan tambahan, rebusan uwi dapat mengenyangkan perut.
Pemanfaatan uwi lebih auh terbatas pada makanan tradisional seperti cake uwi, talam uwi dan kelepon uwin.
Uwi tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.800m di atas permukaan laut.
Produksi uwi dari satu rumpun bisa mencapai 40 kg, atau rata-rata 20 ton/ha. Untuk dibuat tepung, uwi dipanen pada umur lebih dari 9 bulan. (KRJ DSB)