Apa Itu Kucing Sphynx?

Sphinx

Penampilannya mirip makhluk luar angkasa E.T dalam film karya Steven Spielberg. Tanpa bulu, kucing hasil mutasi ini konon telah dipelihara sejak beribu tahun lalu oleh bangsa Indian Aztec.

apa itu kucing sphynx, kenapa kucing sphynx tidak berbulu, kenapa kucing sphynx mahal, kucing sphynx adalah, kucing sphynx berasal dari, cara merawat kucing sphynx, ciri ciri kucing sphynx, kelebihan kucing sphynx, kucing sphynx, gambar kucing sphynx, asal kucing sphynx, fakta kucing sphynx, asal usul kucing sphynx, sejarah kucing sphynx

Bentuk tubuhnya memang aneh. Kedua telinganya besar, muka dan kulitnya berkerut-kerut. Kumisnya pun lebih pendek dan semrawut.

Kucing ini menurut cerita dihadiahkan bangsa Indian kepada sepasang suami istri asal Albuquerque di New Mexico pada tahun 1902. Namun, kucing sphinx modern diturunkan dari jenis kucing siam betina di Ontario, Kanada, tahun 1966. Ia merupakan hasil in breeding (perkawinan sedarah) pada keluarga kucing siam. Hasilnya, kucing hampir tanpa bulu. Bulunnya tipis hanya ada di bagian muka, telinga, kaki, ekor, dan jari-jari. Kucing tanpa bulu ini juga ditemukan di Australia, Maroko, dan Perancis.

Peka terhadap dingin

Jenis kucing Sphinx sebenarnya sulit untuk bertahan hidup bila dilepas sendiri di alam bebas. Tubuhnya terasa hangat kalau disentuh. Temperatur tubuhnya memang sedikit lebih tinggi dari normal. Ia sangat peka terhadap dingin dan temperatur yang berubah secara drastis. Untuk mengganti energi yang hilang akibat panas dan pergerakan, ia harus makan lebihh banyak dan sering. Kulitnya yang tidak terlindung bulu membuatnya mudah terluka.

BACA JUGA :  6 Kucing Indonesia yang Tidak Kalah Keren!

Cara Merawat Kucing Sphynx

Perawatan kucing ini harus dilakukan dengan hati-hati. Kulitnya sering berkeringat sehingga harus dilap teratur menggunakan larutan pembersih atau susu. Demikian pula dengan telinganya yang besar. Telinga itu mudah kotor, jadi pemiliknya harus rajin-rajin membersihkannya dengan kain.

Dari hasil penelitian, ketiadaan bulu sphinx asal Kanada disebabkan gen yang diberi nama h(r). Sedangkan pada sphinx dari Perancis, gen yang berbeda, h, yang terlibat dalam mutasi ini. Namun mekanisme yang menghambat pertumbuhan bulu masih belum diketahui dengan jelas.

Penyilangan yang menghasilkan kucing tanpa bulu ini menimbulkan kontroversi soal etika. Bulu yang hampir tidak ada, tak pelak lagi, suatu penyimpangan yang serius. Sosok sphinx memang ganjil dan berkesan eksotik bagi para hobiis satwa. Namun kucing itu sendiri tampak menderita karena kelainan yang dimilikinya. Ia sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan harus dirawat intensif agar dapat bertahan hidup. Mungkin dalam hal ini, manusialah yang harus membatasi diri dalam memuaskan keinginannya ‘bermain dengan genetika’. Sebab ada norma-norma/etika yang harus dihormati.