15 Macam Jenis Jeruk Keprok yang Ada di Indonesia

hewata.com. Demikian beragamnya varietas jeruk keprok di Indonesia, hingga tidak ada yang tahu persis asal usulnya. Perkembangannya juga diikuti spesies-spesies jeruk lain seperti jeruk manis, jeruk lemon, jeruk besar, dan sebagainya.

Meski demikian masih banyak lagi spesies jeruk yang belum dikenal atau belum terdapat di Indonesia. Sebaliknya banyak varietas keprok yang terancam punah baik karena penyakit maupun terbatasnya pembudidayaan. Baca Juga : Macam-Macam Jeruk

jenis jeruk keprok dataran rendah, jenis tanaman jeruk keprok, bentuk daun jeruk keprok, jenis tanah untuk jeruk keprok, macam macam jeruk keprok, macam jeruk keprok, jenis jeruk di indonesia, ciri jeruk keprok, gambar jeruk keprok, macam jenis jeruk keprok, varietas jeruk keprok, macam jenis jeruk manis

Jeruk termasuk famili Rutaceae yang beranggotakan 130 genus. Dari genus sebanyak ini hanya 6 yang merupakan jeruk sesungguhnya. Salah satunya adalah genus Citrus yang beranggotakan 16 spesies. Genus ini dibagi lagi menjadi 2 subgenus yaitu Eucitrus (10 spesies) dan Papeda (6 spesies). Subgenus Eucitrus-lah yang paling banyak dibudidayakan orang.

Karena bentuknya mirip-mirip dan penanaman sering rancu, banyak orang yang sulit membedakan satu spesies dengan spesies lainnya. Tiap-tiap daerah mempunyai nama-nama sendiri meski induknya (spesiesnya) itu-itu juga. Tapi karena perbedaan jenis tanah dan ketinggian daerah penanaman iapun menjadi kultivar tersendiri.

Siem, sunkis, grapefruit, dan keprok

Jeruk-jeruk yang paling banyak dimakan segar adalah jeruk keprok, siem, sunkis, dan grapefruit. Jeruk-jeruk ini memiliki banyak varietas yang ditanam di berbagai negara mulai di kawasan Asia, Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan Amerika Selatan.

Jeruk siem sebenarnya termasuk varietas dari jeruk keprok (Citrus Nobilis var. Microcarpa). Namun karena bentuk buah dan daerah pengusahaannya yang berbeda dari jeruk keprok umumnya ia sering juga dikelompokkan tersendiri. Kulitnya lebih tipis, licin mengkilap. Kulit jeruk ini menempel lebih lekat pada daging buah hingga lebih sulit dikupas dibandingkan jeruk keprok yang mempunyai ruang pemisah jelas. Pada umumnya warna kulit buah akan tetap hijau meski sudah matang. Ukuran buah sedang, bulat seperti bola dengan aroma yang tidak terlalu tajam.

Daerah penanaman jeruk siem pada ketinggian dibawah 700 m dpl. Lebih tinggi dari itu, rasanya akan lebih masam. Daerah penanaman yang lebih banyak di Indonesia adalah pulau Kalimantan. Diantara sentranya yang paling terkenal adalah Pontianak dengan produknya jeruk Pontianak.

Jeruk yang dimakan segar lainnya adalah jeruk manis. Namun di kalangan konsumen, jeruk ini lebih populer dengan nama jeruk sunkis. Padahal sunkis hanyalah merek dagang yang sedemikian populernya hingga digunakan untuk menamai jeruk manis. Digolongkan ke dalam spesies Citrus Aurantium bersama jeruk nipis (lime) dan jeruk asam (sour orange). Sedangkan varietasnya adalah sinensis. Buah jeruk manis bentuknya bulat, kulit buahnya licin, dan sulit dikupas. Daging buahnya segar dan kaya akan vitamin C. untuk memakannya buah harus dibelah dengan pisau lalu diisap airnya atau diperas. Warna kulit jeruk manis impor biasanya jingga kekuningan, sedangkan jeruk manis local hijau dan lambat sekali menguning.

Selanjutnya juga dikenal grapefruit (Citrus Paradisi). Sepintas ia mirip jeruk manis. Warna kulit luarnya kuning agak kehijauan misalnya jeruk pacitan. Kulit luarnya agak tebal dan bergabus, licin, dan agak sulit dikupas. Ukurannya lebih besar daripada jeruk manis tapi lebih kecil dibandingkan jeruk besar. Rasanya agak masam dan sedikit pahit, hingga cara mengkonsumsinya dengan diperas lalu dibubuhi sedikit gula. Buahnya muncul di ujung-ujung ranting dalam bentuk dompolan.

See also  Cara Menanam Lidah Buaya Dari Biji

Macam macam Jeruk Keprok

Jeruk dimakan segar yang paling digemari adalah jeruk keprok (Citrus Reticulata atau Citrus Nobilis). Tidak heran bila jeruk asli Cina ini populer juga dengan nama jeruk mandarin. Buahnya berciri gampang dikupas dan antara ruang (septa) mudah dipisahkan. Kulit luar lebih tebal daripada jeruk siem dan permukaannya juga lebih kasar dan pori-porinya terlihat jelas. Aromanya tajam dengan rasa manis atau asam manis. Pada keprok unggul, daging buahnya lembut, sari buahnya banyak, manis, dan berbiji sedikit. Dari sejumlah kultivar keprok-keprok yang ditanam di Indonesia dan keprok-keprok impor, berikut beberapa diantaranya.

1. Keprok boci

Keprok ini banyak dikembangkan di kawasan Brastagi, kabupaten Karo, Sumatera Utara. Boci dalam bahasa Hokkian artinya tidak berbiji. Memang pada kenyataannya keprok ini tanpa biji. Kalaupun ada paling-paling satu biji saja. Waktu masih muda, kulit buahnya tebal berwarna hijau. Setelah tua, buahnya yang bulat penuh ini berwarna oranye kehijauan dengan bintik-bintik oranye besar-besar dan jarang. Daging buahnya padat berserat banyak, berwarna oranye mengkilap, dan banyak airnya. Rasanya manis segar tanpa rasa masam. Satu kilo isinya 4-5 buah.

2. Keprok brastepu

Dengan teknik okulasi, keprok kebanggaan tanah Karo, Sumatera Utara yang sudah diambang kepunahan ini berhasil diperbanyak kembali. Penampilannya mirip keprok garut. Warna kulit buah hijau kekuningan. Bedanya, warna daging buah brastepu kemerahan dengan tekstur lembut sekali, sedangkan daging buah jeruk garut kuning dengan tekstur kasar. Aromanya wangi seperti jeruk sunkis. Di tanah Karo, brastepu banyak ditanam di lereng gunung Sinabung dengan ketinggian 1.150 m dpl.

3. Keprok cina konde

Keprok cina konde sebenarnya ternasuk salah satu kultivar keprok yang dikembangkan petani jeruk di Garut, Jawa Barat. Ukuran buahnya tidak terlalu besar, rata-rata berdiameter 4 cm. Bentuknya bulat gepeng dengan ujung bawah agak melekuk ke dalam. Warna kulitnya kuning kemerahan dengan daging buah berwarna oranye. Teksturnya kasar dan sulit hancur bila dikunyah. Kadar air tinggi, dengan rasa manis segar dan aroma yang harum.

4. Keprok fremont

Keprok ini banyak ditanam di Thailand setelah lebih dulu dikembangkan di Australia dan juga sukses ditanam di Indonesia. Disini namanya berubah menjadi frimong. Kulit buahnya berwarna kuning kehijauan, namun fremont dari Australia kulit buahnya berwarna oranye. Kulitnya agak tebal dengan daging buah berwarna kuning oranye. Tekstur daging buahnya agak kasar dengan aroma tajam dan harum. Rasa masamnya lebih banyak dari rasa manisnya, tetapi terasa segar dan tidak membosankan. Fremonnt local alias frimong, rasa masamnya lebih dominan dibandingkan yang diimpor dari Australia.

See also  Cara Membuat Bibit Jamur Shiitake

5. Keprok garut

Keprok garut dianggap keprok terbaik diantara keprok-keprok yang ditanam di Indonesia. Jeruk ini disebut juga keprok paseh. Banyak dikembangkan di Jawa Barat terutama di kecamatan Wanaraja, kabupaten Garut. Warna kulit buahnya kekuningan dengan diameter rata-rata 8 cm. sedangkan berat rata-rata per buah 215 gram. Rasanya paling manis diantara kultivar keprok lainnya dengan rasa masam yang nyaris tidak ada. Sayangnya, jeruk ini mulai sulit dicari, bahkan pernah dianggap punah akibat penyakit CVPD. Kini, berkat ketekunan para peneliti, ada kemungkinan jeruk ini bisa dikembangkan kembali.

6. Keprok grabag

Jeruk kebanggaan masyarakat Magelang, Jawa Tengah ini pun telah tergolong langka. Rasanya manis sedikit masam, khas rasa keprok. Penampilannya mirip keprok tawangmangu karena kulit buahnya yang kekuningan dan daging buah kuning kemerahan. Meski namanya grabag, namun ia justru banyak ditemukan di kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang. Sementara grabag adalah nama pasar tetangga kecamatan Ngablak tempat jeruk ini banyak dipasarkan.

7. Keprok kacang

Keprok ini berasal dari Nagari Kacang, tidak jauh dari danau Singkarak, kabupaten Solok, Sumatera Barat. Ukurannya agak besar dan berbiji sedikit. Rasanya manis dengan sedikit rasa masam yang segar dan tidak membosankan. Warna daging buahnya merah mengundang selera. Bila pemetikan dilakukan pada periode masak pertama, kulit luarnya agak kuning dan tahan disimpan selama 1,5 bulan. Pada periode masak ke dua, buah kembali menghijau dan tahan disimpan selama 15 hari. Masak ke tiga, warna kulit buah kuning merata dan hanya tahan disimpan selama seminggu.

8. Keprok Madura

Keprok ini termasuk keprok yang dapat ditanam di dataran rendah beriklim kering sebagaimana keprok siem. Sesuai namanya, ia banyak ditanam di kecamatan Larangan, kabupaten Pamekasan, Madura. Warna kulitnya hijau kekuningan dengan daging buah berwarna kuning. Rasanya manis menyegarkan. Tapi, bila ditanam di ketinggian lebih dari 500 m dpl rasanya menjadi masam.

9. Keprok payatumpi

Keprok ini dikembangkan di desa Payatumpi, kecamatan Takengon, Aceh. Yang pertama kali menanamnya adalah orang Belanda sekitar tahun 1930-an. Ukuran buahnya sedang sampai besar, rata-rata berdiameter 4-8 cm. buahnya yan besar dalam 1 kg berisi 3-4 buah. Warna kulitnya kuning merata dan mengkilap kalau sudah masak. Daging buah berwarna kuning oranye, bertekstur agak kasar tapi renyah dan mudah hancur bila dikunyah. Rasanya manis dengan sedikit rasa masam. Pada masa produktif, hasilnya mencapai 100-150 kg per pohon per tahun.

10. Keprok ponkan

Keprok ini asli daerah subtropis India Selatan, namun banyak dikembangkan di Taiwan, bahkan telah menjadi jeruk kebanggaan negara pulau itu. Buahnya tidak bulat benar, tapi agak datar di ujungnya. Warna kulitnya kuning cerah kemerah-merahan, lebih tebal dan kasar dibandingkan tankan tapi justru lebih mudah dikupas. Tekstur daging buah sangat lembut. Rasanya manis tanpa rasa masam. Sayangnya, aromanya kurang tajam dibandingkan dengan tankan namun khas. Secara taksonomi ia dimasukkan ke dalam Citrus nobilis microcarpa karena buahnya kecil dan berkulit tipis. Di Taiwan, kulit ponkan juga diolah menjadi saus.

See also  8 Media Hidroponik, Karakteristik dan Sifatnya

11. Keprok punten

Keprok ini berasal dari desa Punten, kecamatan Batu, kabupaten Malang, hingga ia juga dikenal dengan nama keprok batu. Namun saat ini ia lebih banyak dikembangkan di Turen (juga kabupaten Malang). Bentuk buahnya bulat dengan diameter berkisar 8-10 cm. Bobotnya 4-8 buah per kilo. Kulit buah tebal dan agak kasar berpori-pori. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat tonjolan, sedangkan ujungnya cekung ke dalam. Saat masih muda warnanya hijau tua lalu berubah kemerahan ketika matang. Kulitnya gampang dikupas dengan septa  yang mudah dilepas. Bahkan buah yang sudah tua seringkali ‘koclak’. Warna daging buah kuning kemerahan, beraroma tajam dengan tekstur agak kasar.

12. Keprok tankan

Keprok ini merupakan keprok impor dari Taiwan dan RRC atau Hongkong. Bila diimpor dari RRC sering dinamai jeruk mandarin, namun kalau dimasukkan dari Taiwan disebut tankan. Termasuk kultivar dari Citrus nobilis varietas deliciosa. Buahnya bermutu bagus bila ditanam di daerah berbukit-bukit dan berhawa sejuk (550-800 m dpl). Bentuk buah bulat besar berdiameter 6 cm. Biji sedikit, lebih sedikit daripada jeruk garut. Bila matang, warna kulit buah kuning dengan permukaan licin. Rasanya manis dan segar dengan aroma harum. Volume impor jeruk ini makin meningkat sekitar bulan februari karena banyak digunakan untuk tahun baru imlek.

13. Keprok tangerine

Dari tempat asalnya di Cina, keprok ini berkembang di Amerika. Untuk memperbaiki mutu, ia disilangkan dengan jeruk manis Citrus sinensis. Warnanya kuning agak jingga dan berukuran lebih kecil. Diameter rata-rata 5 cm. Kulitnya tipis dan mudah rusak dalam pengangkutan. Selain dengan jeruk manis, tangerine juga banyak disilangkan dengan jeruk lain seperti pumello hingga dikenal dengan nama tangelo.

14. Keprok tawangmangu

Jenis jeruk Keprok dari daerah Tawangmangu, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini pernah dinyatakan hampir punah. Pohonnya tinggi menjulang. Buah tidak terlalu besar, tapi montok dengan bobot sekitar 100 gram per buah. Kulit buahnya agak tebal dengan aroma menyengat mirip jeruk sitrun. Saat matang, kulit buah ini hanya berubah sedikit menguning. Daging buahnya keras tapi banyak airnya. Biji tidak begitu banyak. Rasanya manis dengan sedikit rasa masam yang menyegarkan.

15. Keprok soe

Keprok ini berasal dari daerah Tobu, kecamatan Mollo Utara kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT. Ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 800-1.200 m dpl dan sangat cocok untuk tanah-tanah berkapur atau mediterania. Buahnya bulat pendek tanpa pusar buah dengan kulit agak licin. Rata-rata beratnya 100-125 gram per buah. Bila telah matang warna kulit buah kuning kemerah-merahan sedangkan dagingnya berwarna agak oranye. Rata-rata setiap septa daging buah berbiji 1-2 butir. Daging buah ini lunak dengan rasa manis segar beraroma lembut.