Cara Menanam Jambu Biji yang Baik dan Benar
Hewata.com. Cara Menanam Jambu Biji. Jambu biji (Psidium Guajava) berasal dari kawasan tropis Amerika Serikat, yang kemudian tersebar luas di kawasan yang tropis dan subtropis. Tanaman ini tahan di musim kemarau. Meskipun demikian, ia memerlukan curah hujan 2.000-3.000 mm per tahun.
Menanam Jambu Biji
Jambu biji dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Tetapi tanah yang paling sesuai adalah yang lempung dalam, subur, dan tidak berkantung air, dengan pH 4,5-8,2. Selain itu, tanah yang dipilih mendatar dan memiliki sumber air cukup untuk pengairan.
1. Pengolahan lahan dan penanaman bibit
Setelah tanah dibajak sedalam 30 cm, dibuat lubang berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 3×3 m, sehingga setiap ha terdapat 1085 tanaman. Jika ditanam pada tanah yang padat, lubang dibuat lebih besar.
Bibit yang akan digunakan bisa berasal dari cangkok, okulasi, atau sambung. Bibit dipilih yang unggul, sehat, subur, dan seragam besarnya. Sebelum bibit ditanam, pada tiap lubang diisi 5 kg pupuk kandang yang telah matang, 100 g pupuk rock phosphate, dan 250 g kapur. Pupuk dan kapur dicampur dengan tanah bekas lubang tanam.
Cara penanamannya, bibit dikeluarkan dari kantung plastik dengan cara dirobek menggunakan pisau. Kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun dengan tanah bekas lubang sampai menutup seluruh lubang.
Agar dapat berdiri tegak, bibit dibantu kayu penopang yang panjangnya 1 m. setalah penanaman, tanaman disiram. Pada lahan yang penyiramannya tergantung air hujan, penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar tidak kekurangan air. Selesai penanaman, di sekeliling tanaman diberi mulsa jerami untuk mengurangi penguapan.
2. Pemupukan
Tanaman jambu biji sangat responsive terhadap pupuk sehingga pemupukan sangat penting dilakukan. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung jarak tanam dan pemangkasannya. Jika jarak tanam lebih rapat dengan pemangkasan yang lebih sering, diperlukan pupuk buatan lebih banyak. Jumlah pupuk yang diberikan juga tergantung umur tanaman.
Selain pupuk buatan, pupuk kandang juga perlu diberikan. Dari hasil penelitian, pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan kualitas buah. Enam bulan sekali, tanaman diberi pupuk kandang sebanyak 5 kg/batang. Pada tanah padat, jumlah pupuk kandang lebih banyak sekitar 10 kg/batang.
Ada dua cara pemberian pupuk buatan, yakni diberikan secara alur atau disebar. Cara alur dilakukan untuk tanaman yang kanopinya belum saling bersentuhan atau tanaman muda, yakni dengan membuat alur sepanjang baris tanaman.
Jarak alur dengan tanaman 30 cm. Setelah pupuk disebarkan di dalam lubang, alur ditutup kembali. Sedangkan cara sebar dilakukan jika tajuk antar tanaman sudah saling bersentuhan, sehingga lebih praktis jika pupuk disebar diantara baris tanaman. Jika tidak hujan, setelah pemupukan tanaman disiram.
3. Pemangkasan
Tanaman jambu biji memerlukan pemangkasan yang meliputi pembentukan tajuk, pemangkasan pucuk untuk merangsang pembuahan, dan membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki. Pada tanaman jambu biji sejak awal sudah dilakukan pemangkasan bentuk.
Tanaman asal cangkok yang memiliki 2-3 cabang primer, batang utamanya dipotong setinggi 0,5 m dari permukaan tanah agar menghasilkan cabang baru yang muncul dari cabang primer dan disebut cabang sekunder. Setelah 2-3 cabang sekunder muncul, cabang primer dipotong tinggal 0,5 m dari batang utama.
Tinggi tanaman ditentukan pada saat pemotongan cabang sekunder, yaitu setinggi 1,6 m dari permukaan tanah. Cabang tersier yang tumbuh dibiarkan 3-4 cabang.
Sedangkan tanaman yang berasal dari okulasi, batang utamanya dipotong setinggi 0,5 m agar tumbuh 2-3 cabang sekunder. Cabang sekunder ini kemudian dipotong lagi untuk mendapatkan 2-3 cabang tersier. Ketinggian tanaman ditentukan saat memotong cabang sekunder.
Tunas-tunas yang baru tumbuh pada cabang akan diikuti dengan munculnya bunga pada cabang dan ranting yang masih muda. Setelah bunga menjadi buah kecil, ujung dahan dipotong agar ukuran buah bisa lebih besar. Disamping itu, dilakukan pula penjarangan sehingga tinggal satu buah pada satu tangkai.
Pemangkasan selanjutnya dilakukan terhadap dahan-dahan yang bersilang, mati, atau berpenyakit, serta cabang yang lemah. Pemotongan ini dilakukan agar tanaman tetap subur dan sehat karena cahaya matahari dapat menembus ke dalam kanopi tanaman.
Tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi, dipangkas dengan cara memotong cabang-cabang tersier agar muncul tunas-tunas baru. Tetapi pemangkasan berlebihan pada cabang sekunder dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif terlalu banyak dan cabang-cabang yang baru tumbuh gagal mengeluarkan bunga dan buah.
4. Pengairan
Penyiraman diperlukan untuk menjamin hasil dan mutu buah. Kekurangan air pada awal pertumbuhan dapat menyebabkan tanaman terhambat pertumbuhannya. Sedangkan kekurangan air pada saat tanaman dewasa dapat mengurangi munculnya tunas-tunas muda sehingga mengurangi produksi. Kekurangan air pada tahap pembungaan mengakibatkan ukuran buah kecil atau bunga gugur.
Ada dua sister pengairan yang sering digunakan untuk kebun jambu biji, yaitu sistem tetes dan sistem penyiraman sprinkle. Pada sistem tetes, air dialirkan dengan kecepatan rendah. Caranya, air dimasukkan ke dalam tangki yang letaknya lebih tinggi dari permukaan tanah. Kemudian kran dibuka dan air disalurkan melalui pipa polietilen menuju masing-masing tanaman.
Pada pipa dekat tanaman terdapat lubang sehingga air menetes membasahi tanah di sekitar batang tanaman. Pada sistem sprinkle, air disalurkan pada pipa polietilen menggunakan pompa air dengan kecepatan tinggi. Pada jarak tertentu pipa dipasang nosel yang akan mengeluarkan air dalam bentuk butiran. Sistem sprinkle tidak memerlukan tanki air.
5. Pengendalian jasad pengganggu
Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dapat dicabut dengan tangan maupun cangkul. Pengendalian gulma menggunakan bahan kimia sebaiknya dilakukan jika luas areal penanaman 2 ha atau lebih.
Tanaman jambu biji seringkali diserang hama pemakan daun, dan lalat buah. Untuk mencegah serangan, 7-10 hari sekali tanaman disemprot insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Selain itu, buah muda dibungkus agar tidak dapat diserang lalat buah. Sedangkan untuk mencegah penyakit, tanamana disemprot fungisida yang bervariasi secaga bergantian dengan dosis sesuai anjuran.
6. Panen dan pascapanen
Masa petik buah di Malaysia mulai dihitung dari besarnya kuncup bunga. Untuk buah yang dimakan segar, pemetikan dilakukan pada umur 19 minggu setelah diameter kuncup bunga 8-11 mm. Sedangkan jika akan digunakan sebagai minuman, buah dipetik antara 21-22 minggu setelah kuncup bunga berdiameter 8-11 mm.
Pemanenan buah dilakukan menggunakan gunting untuk cabang. Caranya, tangkai buah digunting, kemudian buah beserta kertas pembungkusnya diletakkan dalam bakul plastik untuk dibawa ke gudang pengemasan. Di dalam gudang pengemasan, buah dikeluarkan dari kertas pembungkusnya, kemudian dipilih buah yang mulus, tidak berpenyakit, tidak cacat, dan belum matang (empuk).
Buah dicuci bersih kemudian dikeringanginkan. Jika buah akan diekspor menggunakan kapal, untuk mencegah penyakit buah direndam dalam larutan yang mengandung benomil 200 ppm selama 10 menit. Namun jika menggunakan pesawat udara tidak perlu menggunakan benomil, karena waktu perjalanan cukup singkat.
Buah-buahan yang sudah kering disortir sesuai dengan ukuran, kebersihan, dan bentuknya. Varietas Taiwan dan Kamboja yang paling besar berukuran 500 gr per buah, yang berukuran sedang 350-500 gr, dan ukuran kecil kurang dari 350 gr. Jambu biji yang akan diekspor mengguanakan kapal harus dibungkus plastik polietilen setebal 0,02-0,04 mm. Sedangkan buah yang dikirim melalui udara dibungkus kertas, kemudian disusun dalam kotak karton bergelombang dan dimasukkan ke dalam kardus.