Cara Pengendalian Penyakit Busuk Pada Kentang
Hewata.com. Penyakit Busuk Kentang. Musuh utama petani kentang adalah penyakit kentang busuk atau yang oleh petani biasa dinamai ‘lodoh’.
Penyakit ini terutama menyerang di kala musim hujan, saat cuaca lembap berkabut dengan suhu udara antara 10-20 derajat Celcius.
Gejala awal terlihat berupa bercak-bercak hijau tua pada permukaan bawah daun, yang kemudian akan berubah menjadi cokelat tua, yang segera akan diikuti oleh pembusukan dan kematian jaringan daun.
Gejala semacam ini cepat sekali menyebar di seluruh area kentang dan mengakibatkan kematian tanaman.

Gambar panen kentang – via : nasionarolnicze.pl
Kalau umbi yang terserang penyakit ini dibelah, penampangnya akan terlihat berair dan terdapat garis-garis cokelat. Umbi yang sudah terserang akan cepat membusuk.
Semua ini disebabkan oleh cendawan ganas bernama Phytophthora Infestans.
Sudah banyak petani yang menggunakan fungisida untuk menanggulangi penyakit cendawan ini, tapi hasilnya belum memuaskan.
Fungisida yang umum digunakan ialah jenis kontak, yakni jenis fungisida baru yang efektif kalau terjadi kontak langsung.
Maka, fungisida ini hanya akan membunuh spora yang terdapat pada permukaan daun, sedang spora yang sudah berkecambah dan menyatu dengan jaringan daun akan terhindar dari kontak langsung sehingga tidak bisa terbunuh.
Dibutuhkan fungisida sistemik-kontak
Untuk menanggulangi cendawan ini, diperlukan jenis fungisida yang bisa berperan ganda: bisa sebagai fungisida kontak maupun sistemik.
Fungisida yang bisa memenuhi persyaratan ini bernama Ridomil MZ. Fungisida ini mengandung bahan aktif antara Metalaksil (bersifat sistemik) dan Mankozeb (bersifat kontak).
Mankozeb akan bertugas membunuh spora yang sedang berkecambah pada permukaan daun, sedang metalaksil akan menyusup ke dalam jaringan daun untuk meracuni cendawan yang tumbuh di situ.
Metalaksil merupakan fungisida paling ampuh membunuh cendawan golongan Oomycetes (Phytophthora Infestans merupakan salah satu anggotanya).
Daya sistemik metalaksil sangat cepat. Dalam waktu hanya 30 menit setelah penyemprotan, ia sudah bisa berada di dalam jaringan tanaman.
Maka tak perlu khawatir kalau misalnya satu jam setelah penyemprotan turun hujan. Fungisida yang sudah masuk ke dalam jaringan tanaman tidak akan hilang tercucuri air hujan.

Penyakit tanaman kentang – via : potatonewstoday.com
Penyemprotan dengan Ridomil MZ cukup dilakukan 3 kali, dimulai ketika tanaman berumur 4 minggu, dan diulang kembali dengan selang waktu 10-14 hari.
Dosis yang dianjurkan adalah 2,5 kg per hektar, atau 50 g/10 liter air dengan volume semprot 500 liter per hektar.
Penyemprotan pada minggu-minggu berikutnya (setelah disemprot Ridomil 3 kali), dapat dilanjutkan dengan fungisida kontak biasa.
Cara berganti fungisida demikian akan menghindarkan terjadinya kekebalan (resistensi) cendawan terhadap fungisida.
Ridomil MZ akan melindungi tanaman kentang baik dari luar maupun dari dalam.
Dengan mengikuti semua petunjuk yang terdapat pada brosur maupun label kemasan, kita akan bisa menanggulangi penyakit busuk daun, dan bisa menghasilkan umbi kentang yang bermutu tinggi.