Pupuk Kandang Sapi dan Kandungannya
Hewata.com. Pupuk Kandang Sapi. Memang berbau tidak sedap akan kita rasakan pada saat ada dekat kandang sapi. Apa lagi saat pagi hari, saat sebelum kandang dibersihkan, kotoran sapi masih berantakan di lantai.
Baunya bisa jadi minta ampun. Tetapi tetap saja bermanfaat untuk menyuburkan tanaman sebagai pupuk, jika dikeringkan dan dikelola dengan benar.
1. Pupuk Kotoran Sapi
Kesan-kesan itu ternyata yang membuat pecinta tanaman di kota merasa sayang, jika tanamannya dipupuk dengan kotoran sapi (kohe sapi).
Walau sebenarnya, harap diketahui, sayuran yang kita makan tiap hari seperti kol, wortel, tomat dan bawang dihasilkan dari kebun yang dipupuk berat dengan kotoran sapi.
Pupuk kotoran sapi sebetulnya benar-benar tidak menjijikkan. Tidak bau. Kita juga bisa saja menggenggamnya menggunakan tangan.
Pupuk ini dapat digunakan untuk memupuk semua jenis tanaman, termasuk tanaman hias.
Tetapi yang diartikan dengan pupuk kandang, memanglah bukan kotoran sapi yang baru saja keluar perut hewan itu, yang lembek, dengan aroma tidak sedap yang mengundang banyak lalat.
Jika untuk memupuk tanaman, bisa saja tanamannya justru akan mati. Masalahnya, kotoran sapi yang baru seperti ini masih ‘panas’.
Jika terlalu dekat dengan akar tanaman, karena itu daun tanamannya dapat menguning dan layu.
Ini karena ulah dari juta-an mikroorganisme dalam kotoran yang ‘baru’ tersebut, turut menguras persedaian nitrogen dalam tanah. Karena sangat banyaknya mikroorganisme itu, mengakibatkan tanaman yang dipupuk justru tidak kebagian nitrogen. Jadi daun-daun akan menguning.
Selain itu, berhubung kegiatan dari mikroorganisme itu meningkatkan temperatur tanah, karena itu daun-daun tanaman bisa juga layu, kepanasan dari bawah. Karena itu, memupuk dengan kotoran sapi yang belum matang demikian, mengakibatkan dapat beresiko.
Adapun yang diartikan pupuk kandang kotoran sapi ialah kotoran sapi yang sudah kering dan lapuk, jika diremas gampang rapuh. Bentuk asli barang itu telah sulit untuk dikenali, pun tidak bau seperti aslinya.
Kita lalu tidak merasa jijik untuk menggenggamnya. Pupuk dengan beberapa ciri tersebut dikatakan telah matang. Petani perdesaan biasa mengatakan jika pupuk sudah dingin. Memang, jika tangan kita dimasukkan dalam tumpukan pupuk itu, akan terasa dingin.
Sejauh ini penggunaan pupuk kandang kotoran sapi memang terbatas untuk sayuran, tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan. Wajarlah, rasanya memang tidak ada atau mungkin jarang, kios-kios tani yang menjual pupuk kandang ini.
2. Bisa untuk Pupuk Tanaman Hias
Biasanya di kios-kios tani hanya ada pupuk kompos. Jika toh ada pupuk kotoran hewan, paling-paling dari kotoran walet atau kelelawar. Walau sebenarnya, andaikan kotoran sapi itu digiling sampai lembut, lalu dibungkus plastik seperti kemasan kompos, sekiranya beberapa penggemar tanaman hias akan menyerbunya.
Pengepakan begitu bisa menghilangkan kesan-kesan kotor dari kotoran itu, saat masih berceceran di kandang.
Pupuk kandang kotoran sapi pas buat memupuk anggrek, khususnya jenis anggrek tanah. Petani anggrek tanah telah terbiasa menggunakan pupuk kandang kotoran sapi untuk memperoleh bunga anggrek tanah yang memiliki ukuran besar-besar, menyenangkan. Disamping dipergunakan untuk anggrek tanah, pupuk kandang ini bagus untuk bermacam tanaman hias berbunga, misalkan untuk bunga kana.
Petani bunga potong terbiasa memakai pupuk kandang ini untuk memupuk tanaman bunga sedap malam, aster, krisan, dan bunga gladiol.
Seperti pupuk organik yang lain, kotoran sapi khususnya berperanan untuk membenahi sifat-sifat fisik tanah.
Tanah berpasir, atau sebaliknya tanah liat, menjadi gembur dengan menambah kotoran sapi dengan jumlah yang cukup. Daya simpan air dari tanah itu akan meningkat. Demikian juga, unsur hara dalam tanah tidak mudah hanyut oleh air.
Karena, bahan organik dalam tanah berperanan menggenggam unsur hara. Disamping itu, tambahan kotoran sapi akan memperkaya unsur hara dalam tanah, walau jumlahnya sangat kecil.
3. Kandungan Kotoran Sapi
Hasil dari analisa kimia, kotoran sapi itu memiliki kandungan 0,65% N dan 1,25% K2O. Angka kandungan nitrogen dan kalium ini dapat berubah, bergantung dari jenis makanan yang diberikan kepada sapi. Tetapi yang sudah pasti, harga pupuk organik ini lebih murah dan mudah didapat dibandingkan pupuk organik kotoran kelelawar, contohnya.