Resistensi Hama Terhadap Pestisida

Hewata.com. Resistensi Hama Terhadap Pestisida. Memang benar adanya bahwa suatu jenis hama bisa resisten (kebal) terhadap pestisida.

Akan tetapi, kalau mengalami kegagalan dalam membasmi hama, jangan langsung memvonis bahwa hama itu telah kebal terhadap pestisida.

Mungkin saja ada kesalahan dalam penggunaan hingga pestisida itu kurang manjur.

Kesalahan yang biasanya terjadi hingga pestisida tidak mempan pada hama itu biasanya dalam pemakaian dosis, teknik aplikasi, atau penetapan waktu semprot.

Bisa juga kita menggunakan pestisida yang sudah kadaluwarsa atau rusak.

hama terhadap pestisida, resistensi hama terhadap pestisida artinya, hama kebal terhadap pestisida, kekebalan hama terhadap pestisida disebut

Meneliti Resistensi Hama Terhadap Pestisida

1. Teliti produk

Kalau kita gagal membasmi hama dengan pestisida (dalam hal ini insektisida), maka langkah pertama yang kita ambil adalah mengecek pestisida itu sendiri, jangan-jangan palsu, sudah rusak, atau kadaluwarsa.

Kalau memang terbukti demikian, maka kita perlu segera menggantinya dengan yang baru, lalu kita tes untuk menyemprotnya lagi.

2. Teliti dosis

Dosis adalah jumlah pestisida (yang belum dilarutkan dalam air) yang digunakan untuk tiap satuan luas, biasanya dinyatakan dalam kg/ha (kalau pestisidanya berbentuk bubuk), atau l/ha (kalau bentuknya cairan).

Kalau dosis yang digunakan belum sesuai petunjuk kita lakukan penyemprotan ulang dengan dosis yang benar.

3. Teliti volume semprot

Volume semprot adalah banyaknya larutan pestisida (pestisida yang sudah dilarutkan dalam air) untuk tiap satuan luas, biasanya dinyatakan dalam l/ha.

Kalau volume semprot yang digunakan belum sesuai dengan petunjuk kita lakukan penyemprotan ulang dengan menggunakan volume semprot yang benar.

Kadang-kadang istilah dosis pestisida dan volume semprot kurang begitu dikenal hingga digunakan istilah konsentrasi.

Konsentrasi ini biasanya dinyatakan dalam cc/l atau g/l. Jadi, yang juga perlu dicek adalah apakah konsentrasi yang digunakan sudah sesuai dengan petunjuk atau belum.

See also  Cara Budidaya Anggrek Miltoniopsis

4. Teliti interval semprot

Pada label kemasan pestisida biasanya dicantumkan petunjuk interval semprot, misalnya penyemprotan dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali.

Kalau interval semprot belum dilakukan dengan benar kita coba lagi dengan interval penyemprotan yang benar.

5. Teliti teknik aplikasi

Beberapa aturan menyemprotkan pestisida adalah sprayer harus masih bagus, tidak boleh dilakukan menjelang turun hujan atau sedang angin kencang.

Kalau aturan itu belum dipenuhi, kita coba lagi dengan mengguanakan aturan itu.

6. Teliti stadium ulat

Biasanya ulat mengalami 5 kali pergantian kulit. Kalau penyemprotan dilakukan setelah dewasa (melewati stadium ganti kulit yang ke-2), biasanya ulat akan sukar mati. Jadi sebaiknya, penyemprotan dilakukan sebelum stadium ganti kulit ke-2.

Kalau sudah melakukan sampai langkah ke-7, dan ternyata hamanya belum juga mati, maka dianjurkan untuk mencoba pestisida merk lain.

Kalau ternyata hamanya tetap saja tidak mati, maka memang ada kecenderungan bahwa ia telah kebal terhadap pestisida.