Royal Jelly, Pengertian dan Cara Membuatnya
hewata.com. Royal jelly. Memproduksi madu lebah bisa tambah manis dengan royal jelly. Bukan hanya harganya yang masih selangit, permintaannyapun sering tidak terpenuhi. Sayang, bila usaha ini hanya dijadikan selingan saja.
Sampai saat ini mungkin hanya segelintir orang saja yang telah tahu apa itu royal jelly. Padahal sari makanan yang sedianya hanya khusus disuguhkan untuk calon ratu lebih ini sangat banyak manfaatnya. Menurut para ahli, Royal Jelly atau sering disebut sari madu adalah merupakan sekresi kelenjar rahang atas kepala lebah pekerja.
Warnanya putih susu dan rasanya asam. Di dalamnya terkandung protein, lemak, gula, garam mineral, vitamin B, H, dan E. Selain itu royal jelly juga mengandung suatu jenis antibiotik yaitu Germisidin yang konon dapat mencegah pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya.
Vitamin H atau yang lebih terkenal dengan Biotin adalah vitamin yang berperan aktif dalam memperlancar pertukaran zat lemak, zat putih telur dan memperlancari asimilasi, sedang vitamin E umum berperan dalam pertumbuhan tubuh.
Cara Menghasilkan Royal Jelly
Untuk menghasilkan royal jelly yang baik harus diperhatikan syarat-syaratnya, seperti : Alat-alat tersedai, koloni lebah harus kuat (minimal berjumlah 25.000 / memenuhi 15 sisiran) dan yang paling penting yaitu tersedianya makanan lebah di lapang. Apabila syarat itu sudah dipenuhi maka berikut ini adalah urutan pembuatannya.
1. Periksa apakah di lahan tersedia makanan lebah (polen dan nektar) dalam jumlah yang cukup banyak (biasanya terjadi pada saat tanaman kapok atau kapuk randu berbunga). Bila ya, inilah saat yang tepat untuk memproduksinya.
Bila makanan yang ada hanya polen saja (musim bunga jagung) maka kebutuhan nektar harus disediakan, biasanya dalam bentuk larutan gula yang diisikan ke dalam kotak sarang (stup), akan tetapi bila hanya ada nektar saja (musim durian, rambutan, lengkeng dan lain-lain), maka sebaiknya produksi royal jelly tidak dilakukan karena polen buatan belum bisa disintetis.
2. Produksi baru bisa dimulai bila jumlah lebah dalam koloni sudah cukup kuat. Selanjutnya sediakan anak lebah berumur 1 hari. Dengan hati-hati masukan anak lebah itu ke dalam frame (tabung untuk anak lebah calon ratu) agar tidak cacat atau mati. Oleh karena ditempatkan dalam frame lebah ratu, maka anak lebah ini akan dikira sebagai ratu, sehingga akan disuplai royal jelly oleh lebah pekerja.
Pemindahan sebaiknya menggunakan kuas halus. Anak lebah harus dipindahkan sedini mungkin agar makanan (royal jelly) yang kelak akan disuplai lebah pekerja hanya dikonsumsi oleh larva lebah itu dalam jumlah yang sedikit, hingga sisanya bisa dipanen. Umur anak lebah yang dipindahkan harus seragam, sebab bila tidak seragam maka anak lebah yang lebih tua bisa keluar dari tabung frame lalu memangsa yang lebih muda. Tiap lubang frame hanya boleh diisi 1 ekor saja.
3. Tabung-tabung frame yang telah berisi anak lebah dimasukkan ke dalam kotak sarang (stup) secara terbalik. Peletakan boleh di antara sisiran atau di tepinya. Dalam 1 stup bisa diisi 1 sisiran frame. Jadi dari 1 koloni terdapat 2 sisiran frame, karena dalam satu koloni terdapat 2 stup yang diletakkan secara bertumpuk.
4. Stup atau kotak sarang diletakkan dekat sumber makanan. Bisa di tepi atau di tengah areal tanaman. Tapi tidak boleh terlalu jauh dari sumber makanan karena jarak terbang lebah hanya beberapa km saja. peletakkan juga tidak di tempat yang terlalu panas atau terkena angin kencang agar lebah betah tinggal di sarang, serta lebih cepat dan mudah sampai ke sarangnya.
5. Royal jelly sudah bisa dipanen 2-3 hari setelah peletakan sisiran frame. Pemanenannya bisa menggunakan kuas, alat suntik atau botol penghisap. Hanya saja, segera sesudah panen, royal jelly harus ditempatkan dalam wadah tertutup dan disimpan dalam kulkas.